BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Masalah sumber daya manusia menjadi
sorotan bagi setiap organisasi, karena sumber daya manusia mempunyai peran yang
penting dan strategis dalam setiap aktivitas organisasi. Walaupun berbagai
sumber daya yang lain sangat menunjang keberhasilan dalam organisasi, namun
kunci utama dalam organisasi adalah sumber daya manusia, sehingga program
pengembangan (development) dan pembinaan sumber daya manusia harus selalu
dilakukan oleh organisasi, agar tujuan dan keberhasilan organisasi dapat
tercapai.
Kehidupan masyarakat yang kompetitif
tentunya juga berpengaruh terhadap organisasi di lingkungan dunia pendidikan.
Perkembangan terkini bila kita cermati dalam dunia pendidikan tengah
berlangsung kehidupan kompetitif yang sangat ketat baik pada level awal ( sejak
pendidikan anak usia dini/paud dan MI) sampai dengan sekolah menengah lanjutan
dan perguruan tinggi. Berbagai institusi di bidang pendidikan terus melakukan
perubahan dan peningkatan kualitas secara signifikan .
Balai Pendidikan dan Pelatihan yang
selanjutnya dinamakan Diklat sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan di bawah
Kementerian Agama bertugas untuk menyelenggarakan diklat bagi pegawai negeri sipil
di Kementerian Agama tentunya tidak dapat menghindari dari perkembangan global
dewasa ini yang kompetitif dengan mengedepankan aspek kualitas. Dalam kaitannya
dengan persoalan kualitas, maka pada masa ini telah berkembang sebuah
pendekatan, khususnya dalam proses menejerial, yaitu apa yang disebut Total
Quality Manajemen (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu. Pendekatan TQM atau
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) semula berkembang lebih awal dalam dunia bisnis
atau ekonomi, namun seiring dengan perkembangan zaman manajemen mutu terpadu
dapat pula diterapkan dalam lingkungan pendidikan.
Tulisan ini merupakan suatu refleksi
tentang manajemen mutu terpadu dan penerapannya di lembaga Balai Diklat Kabupaten
Pidie. Agar pembahasan tidak meluas maka tulisan ini dibatasi pada aspek
manajemen sumber daya manusia dan upaya yang telah dilaksanakan oleh Balai
Diklat Kabupaten Pidie dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara
bertahap, bertingkat dan dan berlanjut.
B. Permasalahan
Permasalahan
yang ingin penulis kupas dalam paper ini
adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Mutu Terpadu (TQM) ?
2. Apa yang menjadi kesulitan
implementasiTQM di bidang Pendidikan ?
3. Apa yang menjadi indikator
keberhasilan implementasi TQM di bidang pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Dari
permasalahan yang penulis pilih, penulis mempunyai tujuan :
1. Menjelaskan pengertian Manajemen
Mutu Terpadu (TQM).
2. Menjelaskan kesulitan –
kesulitan implementasi TQM di bidang
pendidikan.
3. Mengidentifikasi indikator –
indikator keberhasilan implementasi TQM di bidang pendidikan
D. PEMBAHASAN
1.
Sekilas Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen yang memberi perhatian pada pengaturan peranan sumber daya manusia
dalam kegiatan suatu organisasi .(yuniarsih,dkk 1-2) Manajemen sumber
daya manusia (human resources management) berbeda dengan manajemen
personalia (Personnel Management). Dalam manajemen sumber daya manusia
setiap anggota atau karyawan adalah aset atau kekayaan utama suatu organisasi
yang harus dikelola dengan baik. Sedangkan manajemen personalia menganggap
anggota atau karyawan sebagai salah satu faktor produksi yang harus
dimanfaatkan secara produktif. Manajemen Personalia lebih menekankan pada
sistem dan prosedur.(yuniarsih,dkk 2-3). Peran manajemen sumber daya
manusia sangat penting dalam suatu organisasi sebagaimana dikemukakan oleh De
Cenzo and Robbins (1996:8) menyatakan bahwa human resources management is
the part of the organization thaat is concerned with the people or human
resources aspect of management position, including recruiting, screening,
training, rewarding and appraising Hal senada dikemukakan oleh Dessler
(20000 bahwa manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi yaitu: 1)
Recruitmen and placement-job analysis, 2) Personnal planning and recruiting, 3)
Employee testing and selection, interviewing candidate, 4) Training and
development, 5) Managing organizational renewal, 6) Appraising performance,
managing career and fair treatment. Berdasarkan pemikiran dari para ahli
maka dapat dipahami bahwa manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan
tenaga kerja atau karyawan, pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi
kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja dan pemberhentian
karyawan atau anggota.
2.
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality
Management
(TQM)
Pemahaman tentang Total Quality Management atau Manajemen
Mutu Terpadu, perlu diantar dengan penjelasan beberapa istilah atau kata dari
kualitas (quality), kualitas terpadu (Total Quality) dan
manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management). Kualitas (quality)
sering disama artikan dengan mutu. Kualitas sebenarnya telah menjadi bagian
dari kehidupan sehari hari. Menurut W. Edward Deming, istilah kualitas menunjuk
pada beberapa kriteria yang selalu berubah. Namun demikian, definisi kualitas
yang diterima secara umum mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
- mempertemukan harapan pelanggan
(customer);
- menyangkut aspek produk,
servis, orang, proses dan lingkungan; dan
- kriteria yang selalu berkembang
yang.
berarti
bahwa sebuah produk sekarang termasuk berkualitas, tetapi di lain waktu mungkin
tidak lagi berkualitas. Dapat dikatakan bahwa pengertian kualitas adalah
sesuatu yang dinamis yang selalu diasosiasikan dengan produk, servis, orang,
proses, dan lingkungan (Goetsch, Davis: 2000: 47}
Menurut Edward Sallis, kualitas itu memang sesuatu yang tarik
menarik antara sebagai konsep yang absolut dan relatif. Namun, ia menegaskan
bahwa kualitas sekarang ini lebih digunakan sebagai konsep yang absolut. Karena
itu, kualitas mempunyai kesamaan arti dengan kebaikan, keindahan, dan
kebenaran; atau keserasian yang tidak ada kompromi. Standar kualitas itu
meliputi dua, yaitu; kualitas yang didasarkan pada standar produk/jasa; dan
kualitas yang didasarkan pada pelanggan (customer). Kualitas yang
didasarkan pada produk/jasa, memiliki beberapa kualifikas 1) sesuai dengan
spesifikasi, 2) sesuai dengan maksud dan kegunaannya, 3) tidak salah atau
cacat, dan 4) benar pada saat awal dan selamanya. Sementara itu, kualitas yang
didasarkan pada customer, mempunyai kualifikasi; 1) memuaskan pelanggan (costomer
satisfaction), 2) melebihi harapan pelanggan, dan 3) mencerahkan pelanggan
(Sallis, Edward, 1993: 35)
Dengan kata lain secara prinsip, harus ada komitmen yang dibangun
dalam setiap diri terhadap pemahaman kualitas. Pertama, kualitas
merupakan kunci ke arah program yang berhasil. Kurang perhatian terhadap
kualitas akan mengakibatkan kegagalan dalam jangka panjang. Kedua, perbaikan-perbaikan
kualitas menuntut komitmen menajemen sepernuhnya untuk dapat berhasil. Komitmen
kepada kualitas ini harus terus-menerus. Ketiga, perbaikan kualitas
adalah kerja keras. Tidak ada jalan pintas atau perbaikan cepat. Menuntut
perbaikan budaya bagi organisasi secara keseluruhan. Keempat, perbaikan
kualitas menuntut banyak pelatihan. Kelima, perbaikan kualitas menuntut
keterlibatan semua anggota atau karyawan secara aktif, dan komitmen mutlak
darimanajemen senior (Sallis, Edward, 1993: 25).
Istilah Kualitas Terpadu (Total Quality) tidak jauh
berbeda dengan definisi kualitas, bahwa definisi kualitas terpadu (total) juga
memiliki pengertian yang bermacam-macam. Menurut Departemen Pertahanan Amerika,
kualitas terpadu itu mencakup aktivitas perbaikan secara terus menerus yang
melibatkan semua orang di dalam organisasi, baik manajer maupun semua
staf-stafnya dalam berusaha secara terintegrasi mencapai kinerja yang terus
meningkat pada setiap tingkatan (Goetsch, Davis: 2000: 50}
Jadi, kualitas terpadu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan
untuk melakukan sesuatu yang berusaha untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif
organisasi melalui perbaikan terus menerus dalam hal produk, servis, orang,
proses dan lingkungannya. Secara sistematis, kualitas total memiliki karakteristik
berikut sebagai berikut 1) dasar-dasar yang strategis, 2) fokus pada pelanggan
(internal dan eksternal), 3) obsesi dengan kualitas, 4) pendekatan ilmiah dalam
pengambilan keputusan dan memecahkan masalah, 5) komitmen jangka panjang, 6)
kerja tim, 7) perbaikan proses secara kontinyu, 8) pendidikan dan pelatihan, 9)
kebebasan yang terkontrol, 10) kesatuan tujuan, dan 11) pelibatan dan
pemberdayaan tenaga.
Selanjutnya apa yang dimaksud dengan Total Quality Management
(TQM) ? Hakekat dari Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu/
Kualitas Terpadu sebenarnya adalah filosofi dan budaya (kerja) organisasi (phylosopy
of management) yang berorentasi pada kualitas. Tujuan (goal) yang
akan dicapai dalam organisasi dengan budaya TQM adalah memenuhi atau bahkan
melebihi apa yang dibutuhkan (needs) dan yang diharapkan atau diinginkan
(desire) oleh pelanggan (Marshal Sashkin, dkk, 1993: 75)
Total Quality Management dapat didefinisikan dari tiga kata yang
dimilikinya, yaitu: Total (keseluruhan); Quality (kualitas, derajat/tingkat
keunggulan barang atau jasa); Management (tindakan, seni, cara menghandel,
pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM
adalah “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (costumer
satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan sekali benar (right first time),
melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi
karyawan” (Yamit, 2004: 81). TQM adalah “sistem manajemen untuk meningkatkan
keseluruhan kualitas menuju pencapaian keunggulan bersaing yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh (total) anggota organisasi”.
Sedangkan Ishikawa dalam pawitra, (1993: 135, dan dalam Tjiptono,2003:4) Total
Quality Management diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya
menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Tjiptono, 2003:4).
Total Quality Management (TQM) merupakan usaha sistematis dan
terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki mutu pelayanan dan produk
perusahaan. Fokusnya semakin diarahkan ke pelanggan. Dalam TQM, kunci strategis
yang dipusatkan pada pelanggan ialah pertanyaan “apakah kualitas itu?”
Jawabannya “kualitas berarti memberikan produk dan pelayanan yang konsisten dalam
satu usaha tunggal “ (Schuler, 1997:113) Lingkaran PDCA (Plan-Do-Check-Act)
disebut juga lingkaran Deming, karena Deminglah yang menciptakannya. Lingkaran
itu menggambarkan proses-proses yang selalu terjadi dalam setiap kegiatan atau
kinerja yang bermutu. Lingkaran itu bisa dilihat dalam gambar dibawah ini.
3.
Manajemen Mutu Terpadu dalam Lembaga Pendidikan
Bersamaan dengan perkembangan masyarakat yang kian kompetitif,
maka organisasi pendidikan dituntut mampu memberikan atau mengasilkan produk yang
berkualitas. Produk di lingkungan institusi pendidikan utamanya berbentuk jasa.
Dalam konteks ini, jasa sebagai produk layanan dalam organisasi pendidikan yang
memenuhi kualitas atau mutu dapat dilihat dari beberapa aspek berikut; 1)
komunikasi (communication,yaitu komunikasi antara penerima jasa dengan
pemberi jasa, 2) kredibilitas (credibility), yaitu kepercayaan pihak penerima
jasa terhadap pemberi jasa, 3) keamanan (security), yaitu keamanan
terhadap jasa yang ditawarkan, 4) pengetahuan kustomer (knowing the
customer), yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima jasa atau
pemahaman pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa, 5) standar(tangibles,
yaitu bahwa dalam memberikan pelayanan kepada kustomer harus dapat diukur
atau dibuat standarnya, 6) reliabilitas (realiability), yaitu
konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa dalam memenuhi janji
para penerima jasa, 7) tanggapan (responsivenerss), yaitu tanggapan
pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima jasa, 8) kompetensi (competence),
yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan setiap orang
dalam organisasi untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa, 9) akses (access),
yaitu kemudahan pemberi jasa untuk dihubungi oleh pihak penerima jasa. 10)
tata krama (courtesy), yaitu kesopanan, espek, perhatian, dan kesamaan
dalam hubungan personel.
Menurut Edward Sallis produk berupa jasa memiliki perbedaan
dengan barang. Produk jasa memiliki beberapa persyaratan, antara lain (Sallis,
Edward, 1993: 29-30)
- Kontak langsung antara pemberi
dan penerima jasa. Jasa biasanya diberikan secara langsung dari orang ke
orang. Kualitas jasa juga ditentukan oleh orang yang mengirim dan menerima
jasa tersebut.
- Waktu merupakan elemen dari
kualitas jasa. Jasa harus tepat waktu. Karena jasa selalu digunakan pada
saat jasa itu diberikan, maka pengawasan kualitas dengan cara pengawasan
selalu dinilai terlambat. Dalam konteks ini, interaksi personal merupakan
hal yang memungkinkan adanya kesempatan untuk memberikan umpan balik dan
evaluasi secara langsung. Hal ini adalah alat utama untuk menilai apakah
konsumen itu puas atau tidak.
- Bila terjadi “cacat” tidak
dapat diperbaiki, karena jasa diterima langsung oleh pelanggan.
- Tidak kasat mata (intangible),
baik bentuk maupun kualitasnya. Dalam pemenuhan jasa, proses dinilai lebih
penting daripada produk. Biasanya jasa langsung diberikan oleh pekerja
yunior (pemula) kepada pelanggan. Karena itu, kualitas jasa sangat
ditentukan oleh kualitas tenaga yunior itu. Di sinilah urgensi
pengembangan dan pelatihan sebagai faktor yang penting untuk tetap
mempertahankan
- Sulit diukur dengan
keberhasilan (output dan produktifitasnya).
- Kepuasan yang bisa menjadi
indikator.
Karena itu, jasa yang diberikan oleh institusi atau organisasi
pendidikan adalah pengajaran, penilaian atau pengujian (assessment) dan
bimbingan (guidance) yang diberikan kepada peserta didik, orang tua, dan
masyarakat.
4.
Manajemen Mutu Terpadu di Diklat
1.
Nilai-nilai TQM pada pra kediklatan
Dari hasil pengolahan data dapat dikemukakan bahwa sebagian
besar unsur-unsur TQM telah diimplementasikan dalam kegiatan pra diklat.
a)
Kebebasan terkendali dalam melaksanakan kegiatan pra diklat;
b)
Komitmen jangka panjang melakukan perubahan-perubahan;
c)
Obsesi terhadap kualitas.
2.
Nilai-nilai TQM pada proses kediklatan
Pengolahan data hasil penelitian ternyata menunjukkan
ada perbedaan meskipun tidak signifikan antara penerapan dalam kegiatan pra
diklat dan dalam kegiatan diklat. Dalam kegiatan diklat hampir semua diterapkan
kecuali: a) Membudayakan tim dalam pelaksanaan/proses diklat; b) Memberikan
kebebasan terkendali dalam melaksanakan/prosen diklat; c) Mengadakan
komitmen jangka panjang melakukan perubahan dalam kegiatan diklat, belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan.
3.
Nilai-nilai TQM dalam evaluasi peserta/alumni/dan
pelaksanaan
Bertolak dari hasil pengolahan dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa para informan rata-rata telah memahami terhadap
permasalahan kediklatan, manajemen, TQM dan penerapan unsur atau
nilai-nilai TQM pada kegiatan pra diklat, proses diklat, maupun evaluasi
diklat. Di sisi lain sebagian besar unsur-unsur atau nilai-nilai TQM pun
telah dimplementasikan dalam kediklatan di Balai Diklat Kabupaten Pidie.
4.
Nilai-nilai (komponen) TQM yang kurang mendapat perhatian
dalam pengelolaan kediklatan
Masih terdapat beberapa nilai-nilai TQM yang belum
diterapkan., baik pada pra diklat, saat diklat, maupun pasca diklat. Secara
variatif terdiri:a. Kebebasan terkendali dalam melaksanakan kegiatan pra
diklat; b. Komitmen jangka panjang melakukan perubahan-perubahan; dan 3)
Obsesi terhadap kualitas.
5.
Faktor Hambatan dalam Implementasi Nilai-Nilai TQM
Berbagai hambatan ternyata mewarnai keberlangsungan
kediklatan yang mengarah ke kualitas dalam berbagai aspek. Dari hasil
penelitian ternyata komponen-komponen dalam kediklatan seperti: Penyelenggara
Kediklatan baik panitia, peserta, widyaiswara hingga para pengendali
manajemen memberikan sumbangsih terhambatnya nila-nilai atau unsur-unsur TQM di
Balai Diklat Kabupaten Pidie.
E.
Kesimpulan
Nilai TQM yang kurang mendapat
perhatian atau belum dilaksanakan sepenuhnya adalah: 1. Untuk pra diklat yaitu:
Kebebasan terkendali dalam melaksanakan kegiatan pra diklat; Komitmen jangka
panjang melakukan perubahan-perubahan; dan Obsesi terhadap kualitas. 2.
Untuk proses diklat yaitu: Membudayakan tim dalam pelaksanaan/proses
diklat; Memberikan kebebasan terkendali dalam melaksanakan/prosen diklat;
Mengadakan komitmen jangka panjang melakukan perubahan dalam kegiatan diklat.
Untuk evaluasi diklat cenderung telah melaksanakan unsur atau nilai TQM secara
keseluruhan meskipun kualitasnya belum tinggi.
Pendekatan manajemen mutu terpadu
atau TQM sangat membantu dalam rangka membangun kondisi lembaga pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan memiliki nilai kompetitif dengan lembaga
pendidikan yang lain. Agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat dilaksanakan
secara baik maka perlu ada komitmen, kesadaran dan tanggungjawab yang tinggi
dari setiap unit kerja dan individu untuk secara bersama dan terintegrasi
mewujudkannya melalui prinsip lingkaran Deming yaitu Plan Do Check dan Act
secara berkelanjutan dengan selalu melakukan perbaikan secara terus menerus.
Setiap individu dan unit kerja di lembaga diklat bertanggung jawab terhadap
kualitas pelayanan, apakah pejabat struktural, fungsional, widyaiswara, dan
panitia.
Diklat sebagai suatu organisasi
pendidikan sudah melakukan manajemen mutu terpadu sesuai konsep diklat, Namun
demikian manajemen mutu terapdu masih perlu terus ditingkatkan dari waktu ke
waktu disetiap unit kerja atau satuan lembaga kediklatan sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai, dan dapat memenuhi harapan dari para pengguna atau stakeholders
khususnya satuan atau unit kerja dilingkungan diklat.
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) perlu
dikembangkan sesuai konteks yang ada di lingkungan diklat hal ini penting agar
budaya dan pola hidup diklat yang telah ada saat ini semakin kondusif dan terus
meningkat dalam hal ketertiban, keteraturan, dan kedisplinan sehingga diperoleh
keluaran diklat yang terbaik dan siap melaksanakan tugas bagi bangsa dan negara
Indonesia khususnya dunia pendidikan.
F.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional.
2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
Pustaka
Fattah, Nanang. 1999. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya.
Lexy Moleong. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya..
Nasution.M.N. 2001. Manajemen
Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta:Ghalia Indonesia.
Schuler, Randall.S dan Susan
E.Jackson. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia (Menghadapi Abad
Ke-21) Jakarta: Erlangga Jilid 1.
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi
Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia Memasuki Milenium III.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Tampubolon,Daulat.P. 2001. Perguruan
Tinggi Bermutu (Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan
Abad Ke-21). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.
2003. Total Quality Manajemen.Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Undang-Undang Republik Indonesia,
2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasoinal
Republik Indonesia. Jakarta.
Yamit, Zulian. 2004.Manajemen
Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Ekonisia
Salis, Edward. 1993. Total
Quality Management in Education. Kogan Page. London
Slamet, Margono.1994.Manajemen
Mutu Terpadu dan perguruan Tinggi Bermutu. Proyek
No comments:
Post a Comment