Friday 2 September 2016

Makalah Struktur Tubuh Lalat

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.    Latar Belakang
Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yang merupakan anggota kelas Hexapoda atau insekta mempunyai jumlah genus dan spesies yang terbesar yaitu mencakup 60-70 % dari seluruh spesies Anthropoda. Lalat dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia, menyerang dan melukai hospesnya (manusia atau hewan) serta menularkan penyakit. Mulutnya digunakan sebagai alat untuk menghisap atau menjilat. Lalat merupakan vektor mekanis dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit-penyakit pada saluran pencernaan makanan. Penyakit yang ditularkan oleh lalat tergantung sepesiesnya. Lalat rumah (musca domestica) dapat membawa telur ascaris, spora anthrax dan clostridium tetani. Lalat dewasa dapat membawa telur cacing usus (Ascaris, cacing tambang, Trichuris trichiura, Oxyiuris vermicularis, taenia solium, taenia saginata), Protozoa (Entamoeba histolytica), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Escherichia coli), virus polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia) dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat kecil (Fannia) dapat menularkan berbagai jenis Myasis (Gastric, Intestinal dan Genitourinary). Lalat kandang (Stomoxys calcitrans) merupakan vektor penyakit anthrax, tetanus, yellow fever dan traumatic myasis dan entric pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (Phaenicia) dapat menularkan Myasis mata, tulang dan organ melalui luka.Lalat daging (Sarcophaga) dapat menularkan Myasis kulit, hidung, jaringan,vagina dan usus14.
Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada saat ini dijumpai ± 60.000 – 100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi karena beberapa diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya. Dalam upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit.
Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untuk mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa penyakit, seperti lalat . Saat ini banyak sekali metode pengendalian lalat yang telah dikenal dan dimanfaat kan oleh manusia. Prinsip dari metode pengendalian lalat adalah  pengendalianitu dapat mencegah perindukan lalat yang dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Lalat.?
2.      Bagaimana Ciri-Ciri Lalat.?
3.      Bagaimana Klasifikasi Lalat.?
4.      Bagaimana Marfologi Dari Bagian Tubuh Lalat.?

1.3  Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Lalat
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Ciri-Ciri Lalat
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Klasifikasi Lalat
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Marfologi Dari Bagian Tubuh Lalat




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan gerakan udara. Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata majemuk, dan bagian-bagian mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila). Tagma kedua, toraks, menahan sayap dan memiliki otot-otot terbang pada ruas kedua, yang bentuknya membesar. Ruas pertama dan ketiga bentuknya lebih kecil. Pada ruas ketiga toraks terdapat halter, yang membantu menyeimbangkan lalat selama terbang. Adaptasi lebih lanjut untuk terbang adalah pengurangan jumlah ganglion saraf dan konsentrasi jaringan saraf di toraks, suatu ciri yang paling berbeda pada infraordo Muscomorpha.
Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian besar memiliki mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan tiga ocelli kecil di atasnya. Untuk pengendalian arah pandangan, wilayah jangkauan optik dianalisis oleh sekumpulan neuron yang sensitif terhadap gerakan. satu bagian dari neuron-neuron ini diduga digunakan untuk mengestimasi parameter-parameter gerakan sendiri, seperti mengoleng, berguling, dan berbelok. Neuron-neuron lainnya diduga digunakan untuk menganalisis materi penglihatan itu sendiri, seperti mengidentifikasi bentuk suatu figur di tanah dengan menggunakan paralaks gerak. Bentuk antena beragam, tapi seringnya pendek untuk mengurangi beban saat terbang.
Tidak ada spesies lalat yang memiliki gigi atau atau organ lainnya yang memungkinkan mereka untuk memakan makanan padat. Lalat hanya mengonsumsi makanan cair atau butiran-butiran kecil, seperti serbuk sari, dan bagian-bagian mulut dan pencernaan mereka menunjukkan modifikasi yang bervariasi sesuai dengan jenis makanannya. Tabanidae betina menggunakan mandibula dan maksila seperti pisau use untuk membuat sayatan menyilang di kulit inang dan mengisap darahnya. Perut tabanidae termasuk divertikula besar, memungkinkan lalat tersebut menyimpan sejumlah kecil cairan setelah makan.




2.2 Ciri-Ciri
Hewan ini berasal dari subordo Cyclorrapha Ordo Diptera. Lalat jika hinggap di suatu tempat bisa menyebabkan sekitar 125 ribu kuman bakteri yang jatuh di lokasi tersebut, lalat memiliki antena yang pendek dan memiliki 2 sayap asli dan 2 sayap kecil yang berfungsi sebagai stabilitas saat hewan lalat tersebut terbang.
Lalat dianggap sebagai penyebar penyakit yang cukup serius karena ya itu tadi bisa menyebarkan ratusan ribu kuman bakteri saat mendarat disuatu tempat. Lalat sendiri sangat mengandalkan penglihatannya agar bisa terus bertahan hidup. mata hewan lalat majemuk yang terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan disekitarnya bahkan sebagian lalat ada yang memiliki penglihatan 3 dimensi yang sangat akurat serta ada juga yang bahkan memiliki pendengaran yang canggih semisal Ormia ochracea.
Lalat memiliki populasi yang sangat besar karena mereka mampu melakukan perkawinan secara efektif dalam waktu yang relatif singkat selama musim kawin. Hewan lalat jenis kelamin betina biasanya meletakkan telur – telur lalat di dekat sumber makanan misalnya pada buah – buahan yang hampir matang sehingga setelah telur menetas setelah di letakkan di sumber makanan maka larva akan bisa mengkonsumsi makanan sebanyak – banyaknya dalam waktu singkat sebelum larva tersebut beranjak menjadi lalat dewasa.

2.3 . Klasifikasi lalat
Klasifikasi jenis lalat yang hidup berdekatan dengan manusia adalah sebagai berikut.
Phylum            : arthropoda
Class                : Hexapoda
Ordo                : Diptera
Family             : Muscidae, Sarcophagidae, Calliphoridae, dll
Genus              : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarcophaga, Fannia dll
Spesies            : Musca domestika, Stomoxy calcitrans, Phenisia sp, Sarcophaga sp,                          Fannia.
Lalat merupakan lalat yang termasuk ordo diptera. Famili yang terpenting dalam ordo diptera antara lain Famili Muscidae, Famili Calliphoridae, dan Famili Oestrida. Musca domestica adalah spesies yang paling merugikan ditinjau dari sudut kesehatan manusia, hal ini disebabkan karena jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat  rumah, karena fungsinya sebagai vektor transmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit dan berhubungan erat dengan lingkungan hidup manusia7.

2.4. Marfologi Dari :
a.      Kepala (Caput)
Bentuk umum kepala lalat berupa struktur seperti kotak. Pada kepala terdapat alat mulut antara, mata majemuk dan mata tunggal (oselus). Permukaan belakang kepala lalat sebagian besar berupa lubang melalui lubang ini berjalan urat syaraf fentral, trakea, sistem saluran pencernaan, urat daging, atau kadang – kadang
a.        Pandangan anterior
b.       Pandangan lateral
c.        Pandangan posterior
Posisi kepala lalat berdasarkan letak arah mulut dapat di bedakan menjadi:
1.       Hypognatus (vertikal)
Apa bila arah mulut lalat menghadap ke bawah dan segmen – segmen kepala ada dalam posisi yang sama dengan tangkai, contohnya : belalang ortoktera
2.       Prognatus (horizontal)
Apabila bagian dari arah mulut menghadap kedepan dan biasanya lalat ini aktif mangsa, contoh : coccinella arcuta (ordo coleoptera).
3.       Opistognatus (obligue)
Apabila bagian dari arah mulut mengarah kebelakang dan terletak diantara sela – sela pasangan tungkai, contoh : walang sangit, Neptokorixa acuta (ordo meunitera).




1.jpg
 












b.      Kaki
kaki merupakan salah satu embelan pada toraks lalat selain sayap. Tungkai lalat terdiri atas beberapa ruas (segmen). Ruas pertama disebut koksa (coxa) merupakan bagian yang melekat langsung pada toraks. Ruas kedua disebut trokhanter (trochanter), berukuran lebih pendek dari pada koksa dan sebagian bersatu dengan ruas ketiga. Ruas ketiga disebut femur merupakan ruas yang terbesar. Selanjutnya, ruas keempat disebut fibia, biasanya lebih ramping tetapi kira – kira sama ratanya panjangnya dengan femur. Pada bagian ujung fibia ini biasanya terdapat duri – duri atau taji. Ruas terakhir disebut tarsus – tarsus ini biasanya terdiri atas 1 sampai 5 ruas. Diujung ruas terakhir tarsus terdapat pretarsus yang terdiri dari sepasang kuku tarsus. Kuku tarsus ini disebut claw. Diantara kuku tersebut terdapat struktur seperti bantalan yang disebut arolium.
3.jpg

 


c.       Thorakt
Thorax memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap, namun, beberapa lalat tidak memiliki sayap sama sekali.
4.jpg
 












d.      Abdomen
Abdomen pada lalat primitif  tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh bagian seperti Selaput (membran). Jumlah ruas untuk tiap spesies tidak sama. Pada lalat primitif (belum mengalami evolusi) ruas abdomen berjumlah 12. Perkembangan evolusi lalat menunjukkan adanya tanda – tanda bahwa evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen.
Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas terbagi menjadi tergum (bagian atas) dan sternum (bagian bawah), sedangkan pleuron (bagian tengah) tidak tampak, sebab sebagian bersatu dengan tergum. Perbedaan kelamin jantan dan betina dapat dilihat jelas pada bagian abdomen ini. Pada abdomen lalat betina terdapat 10 ruas tergum dan 8 ruas sternum, sedangkan pada lalat jantan terdapat 10 ruas tergum dan 9 ruas sternum. Ruad ke-11 abdomen pada belalang betina tinggal berupa pelat dorsal berbentuk segitiga yang dinamakan epiprok dan sepasang pelat lateroventral yang dinamakan paraprok. Di antara ujung – ujung epiprok dan paraprok terdapat lubang anus. Tergum ruas ke-11 memiliki sepasang embelan yang dinamakan cerci (tunggal : cercus). Pada lalat betina embelan – embelan termodifikasi pada ruas abdomen kedelapan dan kesembilan membentuk ovipositor (alat peletakkan telur) di mana terdiri atas dua pasang katub yang dinamakan valvifer dan selanjutnya menyandang  valvulae (sepasang pada ruas kedelapan dan dua pasang pada ruas kesembilan). Alat kopulasi pada lalat jantan biasanya terdapat pada ruas abdomen kesembilan.
6.jpg
 











e.       Antena
7.jpgAntena, mulut dan mata lalat terletak di kepala. Mata majemuk terdiri dari sampai dengan 4.000 lensa terpisah yang menggabungkan gambar di dalam otak lalat. Seperti mata yang kompleks memberikan penglihatan yang sangat baik. Lalat menggunakan antena untuk mencium dan merasakan. Jika antena mereka rusak mereka menjadi tak berdaya.







f.       Sayap
Lalat merupakan satu – satunya binatang inverbrata yang memiliki sayap. Adanya sayap memungkinkan lalat dapat lebih cepat menyebar (mobilitas) dari suatu tempat ketempat lain dan menghindar dari bahaya yang mengancamnya.
Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian meso dan metoraksi. Tiap sayap tersusun atas permukaan atas dan bawah yang terbuat dari bahan khitin tipis. Bagian – bagian tertentu dari sayap yang tampak sebagai garis tebal disebut  pembuluh yang atau rangka sayap pembuluh atau rangka sayap memanjang disebut rangka sayap membujur (longitudinal) dan yang melintang disebut rangka sayap melintang. Sedangkan, bagian atau daerah yang dikelilingi pembuluh atau rangka sayap disebut sel.
Tidak semua lalat memiliki sayap. Lalat yang tidak bersayap digolongkan kedalam subkelas aptery gota, sedangkan lalat yang memiliki sayap digolongkan kedalam subkelas ptery gota.
Sayap lalat terletak pada mesotoraks, apabila lalat memiliki dua pasang sayap. Jika lalat hanya memiliki satu sayap, maka sayap tersebut terletak pada mesotoraks dan pada metatoraks terdapat sepasang halter. Halter ini berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat lalat tersebut terbang.
8.jpgSebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada sayap lalat terdapat pembuluh sayap atau rangka sayap. Pola rangka sayap berbeda untuk setiap jenis lalat, dan ini penting dalam identifikasi. Hingga sekarang, akan tetapi yang paling umum dan luas digunakan adalah sistem pola rangka sayap menurut comstock-Needham



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tubuh lalat biasanya pendek dan ramping, telah beradaptasi dengan gerakan udara. Tagma pertama dari lalat, kepala, terdiri atas ocelli, antena, mata majemuk, dan bagian-bagian mulut (labrum, labium, mandibula, dan maksila)
Lalat memiliki kepala yang dapat begergerak dengan mata dan sebagian besar memiliki mata majemuk yang besar di sisi kiri dan kanan kepalanya, dengan tiga ocelli kecil di atasnya
Lalat dianggap sebagai penyebar penyakit yang cukup serius karena ya itu tadi bisa menyebarkan ratusan ribu kuman bakteri saat mendarat disuatu tempat. Lalat sendiri sangat mengandalkan penglihatannya agar bisa terus bertahan hidup
Lalat memiliki populasi yang sangat besar karena mereka mampu melakukan perkawinan secara efektif dalam waktu yang relatif singkat selama musim kawin.
Sayap lalat terletak pada mesotoraks, apabila lalat memiliki dua pasang sayap. Jika lalat hanya memiliki satu sayap, maka sayap tersebut terletak pada mesotoraks dan pada metatoraks terdapat sepasang halter. Halter ini berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat lalat tersebut terbang



DAFTAR PUSTAKA



Kardina,  Agus, 2007. Daya Tolak Ekstrak Tanaman (Rosmarinus Officinalis) terhadap Lalat (Musca Domestica).

Mahajoeno, Edwi, 2000. Toksisitas Ekstrak Tembakau Sisa Pabrik Rokok terhadap Lalat Rumah (Musca domestica).Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.

Manalu, Merylanca, 2012. Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca Domestica) dengan Kejadian Diare pada Anak Balita Dipemukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rudianto, Heru, 2005. Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan Ke TPA Sampah Open Dumping dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat dan Kejadian Diare (Studi Di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuan).

Sayono, 2007. Pengaruh Aroma Umpan dan Warna Kertas Terperangkap Terhadap Jumlah Lalat yang Terperangkap. Universitas Muhammadiyah Malang.

Usmiati, Sri, 2006. Limbah Penyulingan Sereh Wangi dan Nilam sebagai Insektisida Pengusir Lalat Rumah (Musca Domestica).Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.


No comments:

Post a Comment