BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan
Pendidikan anak usia dini di Negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk
pendidikan yang berbasis masyarakat (community besed education), akan tetapi
gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa
tahun terakhir. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia
dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, membangun masa depan
anak-anak dan masayrakat Indonesia seluruhnya. Namun sejauh ini, jangkauan pendidikan
anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun aksebilitasnya. Musalnya,
penitipan anak dan kelompok bermain masih terkonsentrasi di kota-kota.
Ada empat pertimbangan
pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu:
1.
Menyiapkan
tenaga manusia yang berkuallitas.
2.
Mendorong
percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya social, karena tingginya
produktifitas kerja dan daya tahan.
3.
Meningkatkan
pemerataan dalam kehidupan masyarakat.
4.
menolong para
orang tua dan anak-anak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja masalah
yang dihadapi Indonesia dalam dunia pendidikan?
2.
Bagaimana
Kondisi Sumber Daya Manusia saat ini?
3.
Apakah
Pendidikan Anak Usia Dini itu Penting?
4.
Apa saja peran
pemerintah dan masyarakat dalam pembinaan anak?
5.
Bagaimana
harapan ke masa depan nantinya?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
masalah yang dihadapi Indonesia dalam
dunia pendidikan.
2.
Untuk mengetahui
Kondisi Sumber Daya Manusia saat ini.
3.
Untuk mengetahui
Pendidikan Anak Usia Dini itu Penting.
4.
Untuk mengetahui
peran pemerintah dan masyarakat dalam pembinaan anak.
5.
Untuk mengetahui
harapan ke masa depan nantinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
Memasuki abad XXI dunia
pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:
1.
Sebagai akibat
dari multikrisis yaitu menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pndidikan di
tuntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah
dicapai.
2.
Untuk
mengantisipasi era globalisasi, dunia pendiikan dituntut untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu bersiang dalam pasar kerja
global.
3.
Sejalan dengan
berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian system
pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis,
memperhatikan keragaman potensi, keutuhan daerah, peserta didik, dan mendorong
partisipasi masyarakat.
Permasalahannya adalah
ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan di atas, disebabkan
karena rendahnya mutu sumber daya manusianya.
Untuk menghadapi
tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak usia dini yang
mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan
potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi keutuhan diri, masyarakat dan
bangsa, sehingga dapat membentuk masyarakat madani.
Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) merupakan pendidikan paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin
dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu.
B.
Kondisi Sumber Daya Manusia Indonesia
Kondisi SDM Indonesia
berdasarkan survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk
Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia
berada pada peringkat ke-12 terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah
Vietnam. Rendahnya kualitas hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya
kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Berdasarkan laporan UNDP
tentang Human Development Index (HDI) tahun 2002, Indonesia menempati Peringkat
110 dari 173 negara yang diteliti, jauh di bawah Negara ASEAN lainnya seperti
Singapura (25), Malaysia (59), Thailand (70), dan Brunei Darussalam (32).
Selain itu, berdasarkan Laporan The World Economic Forum Swedia, SDM Indonesia
memiliki daya saing pada urutan ke-37 dai 57 negara yang disurvei.
Dalam
kondisi seperti ini, tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lain. Pemahaman pentingnya anak usia dini sebagai langkah
dasar bagi perkembangan sumber daya manusia telah dilakukan oleh bangsa-bangsa
maju dan bangsa-bangsa ASEAN lainnya, seperti Thailand, Singapura termasuk
Negara Industri baru Korea Selatan.
Di Indonesia pelaksanaan
PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat.
Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini,
antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan
pendidikan dini. Jika dibandingkan dengan jumlah anak usia 0-6 tahun ternyata
mempunyai dampak pada ketidaksiapan anak masuk sekolah dan kalaupun masuk putus
sekolah. Pelayanan pendidikan yang terintegrasi dengan kwsehatan da gizi
ternyata memiliki keuntungan multidimensional baik secara ilmiah, moral,
ekonomi, pendidikan, social, sekaligus peningkatan kualitas bangsa.
C.
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Anak
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif bisa mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian baik,
kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Kondisi SDM Indonesia
berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk
Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia
berada pada peringkat ke-12, terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah
Vietnam. Rendahnya kualtias hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya
kualtias sumber daya manusia Indonesia.
Dalam kondisi seperti
ini tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan
bangsa-bangsa lain. Pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan di
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan sebagainya,
dimulai dengan pengembangan anak usia dini yang mencakup perawatan, pengasuhan
dan pendidikan sebagai program utuh dan dilaksanakan secara terpadu. Pemahaman
pentingnya pengembangan anak usia dini sebagai langkah dasar bagi pengembangan
sumber daya manusia juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa ASEAN lainnya
seperti Thailand, Singapura, termasuk negara industry Korea Selatan. Bahkan
pelayanan pendidikan anak usia dini di Singapura tergolong paling maju apabila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia
pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil
masyarakat. Meskipun berbagai program perawatan dan pendidikan bagi anak usia
dini usia (0-6 tahun) telah dilaksanakan di Indonesia sejak lama, namun hingga
tahun 2000 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan perawatan
dan pendidikan masih rendah. Data tahun 2001 menunjukkan bahwa dari sekitar
26,2 juta anak usia 0-6 tahun yang telah memperoleh layanan pendidikan dini
melalui berbagai program baru sekitar 4,5 juta anak (17%). Kontribusi tertinggi
melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), Taman Kanak-kanak (6,1%), Raudhatul Atfal
(1,5%). Sedangkan melalui penitipan anak dan kelompok bermain kontribusinya
masing-masing sangat kecil yaitu sekitar 1% dan 0,24%.
Masih rendahnya layanan
pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan
masih terbatasnya jumla lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini jika
dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang seharusnya memperoleh layanan
tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita
dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan
secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek
pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan
tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Pentingnya pendidikan
anak usia dini telah menjadi perhatian dunia internasional. Dalam pertemuan
Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal menghasilkan enam kesepakatan
sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua dan salah satu butirnya adalah
memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini,
terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung, Indonesia
sebagai salah satu anggota forum tersebut terikat untuk melaksanakan komitmen
ini.
Perhatian dunia
internasional terhadap urgensi pendidikan anak usia dini diperkuat oleh
berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah
dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai
kematangannya setelah di luar kandungan.
Bayi yang baru lahir
memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang
berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk
bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan.
Synap ini akan bekerja sampai usia 5-6 tahun. Banyaknya jumlah sambungan
tersebut mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya.
Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak
pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan.
Pada fase perkembangan
ini akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas
emosional. Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini,
yaitu: (1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas, (2) mendorong percepatan
perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas
kerja dan daya tahan, (3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat,
(4) menolong para orang tua dan anak-anak.
Pendidikan anak usia
dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak,
tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak.
Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi
psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam
lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana
saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam
keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan
kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Pentingnya PAUD telah
menjadi perhatian dunia Internasional.
Perhatian dunia Internasional terhadap urgensi pendidikan ana usia dini ini
diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pertumbuhan jumlah jaringan
otak dipengaruhi oleh pengalaman yang di dapat anak pada awal-awal tahun
kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan
ini, anak akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa, matematika, keterampilan berfikir, dan pembentukan stabilias
emosional.
Pertumbuhan otak pada
usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, terutama perkembangan
psikologinya. Salah satu bentuk pengintegrasian tiga pilar pengembangan anak
usia dini adalah memanfaatkan keberhasilan program posyandu, dalam pelayanan
perbaikan gizi dan kesehatan dasar yang dilengkapi dengan layanan stimulasi pendidikan bagi para balitanya.
Sedangkan untuk paket yang lebih intensif, program layanan gizi dan kesehatan
diintegrasikan dengan program kelompok bermain, penitipan anak, atau TK/RA.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak akan
membangun bangsa kita Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal
dari bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan
oleh pendidikan yan diberikan kepada anak-anak kita.
Di Negara-negara maju,
kelompok bermain dan taman kanak-kanan (TK) dipandang sebagai bagian dari
integral dan system pendidikan nasional sehingga sederajat dengan SD atau
jenjang pendidikan lainnya. Guru TK tidak di pandang lebih mudah dai Guru SD
atau jenjang pendidikan di atasnya. Banyak perguruan tinggi yang mengembangkan
program master dan doctor untuk ilmu PAUD. Banyak pula guru TK yang memiliki
gelar master atau doctor dalam bidang PAUD.
Berbeda dengan Negara
maju, kondisi PAUD di Indonesia belum tergarap dengan baik. Perhatian
pemerintah untuk mengembangkan PAUD masih jauh dari harapan. Hal tersebut
disebabkan oleh kondisi ekonomi Negara. Selain itu, disebabkan juga oleh
kesalahan memaknai arti pendidikan prasekolah sebagai pendidikan yang tidak
wajib dan tidak penting diikuti oleh setiap anak.
PAUD bertujuan untuk
mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia
utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang
baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tata karma, sopan santun,
aturan, norma, etika dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga perlu dibimbing
agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan
keterampilan-keterampilan untuk hidup di masyarakat.
Pendidikan anak sejak
usia dini tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada
anak, namun lebih jauh lagi ditunjukan untuk mengopyimalkan perkambangan otak anak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya
juga mencakup seluruh proses stimulasi psisosial dan tidak terbatas pada proses
pembelajaran yang terjadi pada lembaga pendidikan.
D.
Tugas Pemerintah dan Masyarakat
Pembinaan anak untuk
mengantarkan mereka menjadi manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab
masyarakat bersama pemerintah. Masyarakat, dalam hal ini keluarga merupakan
penanggung jawab utama dalam optimalisasi tumbuh kembang anak. Peran pemerintah
adalah memfasilitasi masyarakat agar mereka dapat mengoptimalisasi perkembangan
anak.
Di bidang pendidikan anak,
upaya pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat antara lain:
1.
Standarisasi
kurikulum, guna membantu masyarakat mengontrol penyelenggaraan pendidikan agar
tidak merugikan peserta didik maupun masyarakat.
2.
Peningkatan
kemampuan profesi dan akademik bagi tenaga kependidikan.
3.
Peningkatan
fungsi keluarga sebagai basis pendidikan anak.
4.
Pengembangan
manajemen pembelajaran yang mencakup pengembangan metodologi pembelajaran,
pengembangan sarana dan bahan belajar, termasuk bahan bacaan anak, serta
pengembangan eevaluasi tumbuh kembang anak usia dini.
Dalam rangka ini, sesuai dengan
Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990
tentang Pendidikan Prasekolah Departemen Pendidikan Nasional memberikan
pembinaan terhadap Taman Kanak-Kanan (TK) bersama Departemen Agama memberikan
pembinaan terhadap Raudhatul Athfal (RA), serta bersama-sama Departemen social
memberikan pembinaan tehadap kelompok bermain dan penitipan anak.
Dalam memberikan perhatian
secara khusus terhadap anak di bawah usia TK dan juga anak usia TK yang belum
terlayani pada lembaga TK yang ada, maka Kementrian Pendidikan Nasional tahun
2001 membentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAD). Kehadiran wadah ini
diharapkan memberikan bimbingan, dan bantuan teknis edukasi yang tepat terhadap
semua layanan anak usia dini di luar TK dan RA yang ada di masyarakat. Selain
itu, masyarakat juga perlu meningkatkan peran sertanya secara aktif dalam
pelaksanaan, pembinaan, dan pelembagaan pembinaan anak. Untuk itu, pemerintah
perlu memerberdayakan peran serta masyarakat sebagai upaya menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan masyarakat dengan mengembangkan segala potensi yang
dimiliki masyarakat agar memiliki kemampuan sendiri dalam menentukan pilihan
dan mengambil keputusan. Dalam kondisi seperti ini, sinergi antara pemerintah
dengan masyarakat sangat diperlukan.
E. Harapan Ke Masa Depan
Sinergi berbagai unsure
yang berkepentingan dalam pembinaan anak merupakan kunci keberhasilan upaya
pembinaan anak.Apalagi dengan pemberlakukan otonomi daerah, pemerintah
diharuskan untuk memperluas jaringan kemitraan karena pemerintah bukan lagi
penentu tujuan pendidikan. Jaringan kemitraan merupakan kunci efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan program pendidikan, dimana selama ini tumpang
tindih program, termasuk pembinaannya, merupakan koordinasi sebagai salah satu
komponennya.
Selain itu, adanya
jaringan kemitraan yang luas disetiap tingkatan institusi masyarakat, mulai
dari pusat sampai grass-root merupakan jawaban atas keberlangsungan suatu
program di masyarakat. Program yang mempunyai jaringan kemitraan memiliki
cirri-ciri antara lain tingginya komitmen semua unsure yang terlibat dan
tingginya rasa memiliki masyarakat terhadap program yang ada.
Kedua cirri merupakan
komponen terpenting untuk menjamin keberlangsungan suatu rogram yang pada
gilirannya mengarah pada pelembagaan program di masyarakat. Perluasan jaringan
kemitraan agar efektif hendaknya diarahkan pada penciptaan situasi kondusif
yang menumbuh-kembangkan komitmen semua unsure dan kepemilikan oleh masyarakat
terhadap semua program. Pemerintah telah berusaha membangun dan meningkatkan
kualitas PAUD dengan usaha-usaha di atas yang telah disebutkan, semoga dengan
usaha tersebut, PAUD di Indonesia diharapkan semakin berkembang pesat guna
membangun masa epan bangsa Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai penutup dari makalah ini
dapat disimpulkan bahwa memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini
sangatlah pentin dan sangat danjurkan, karena sejak eorang anak dilahirkan
hingga tahun-tahun pertama, anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Pada periode ini merupakan “Masa emas” atau disebut juga
“The Golden Age” yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan
seorang manusia.
Pada masa-masa ini, anak-anak kita
bekali pendidikan yang cukup, dalam lembaga PAUD, demi menciptakan generasi
penerus yang cerdas, terampil dan bertanggung jawab yang mampu bersaing dengan
Negara lain dalam dunia pendidikan.
B.
Saran
Dalam mempersiapkan
anak menuju masa dewasa yang lebih baik orang tua harus bisa mendidika anak
dengan sebaik mungkin, karena kepribadian anak dikatakan berhasil apabila orang
tuanya mampu mendidik anaknya dengan baik. Orang tua harus memperkenalkan sikap
etika dan moral yang baik sejak anak berusia dini, sehingga ketika dewasa nak tersebut
mampu menerapkannya ke dalam kehidupannya sehari-hari. Orang tua juga harus
mengetahui potensi yang dimiliki anak, karena potensi tersebut berguna bagi
anak dalam menghadapi dunia pendidikan ke jenjang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Anwar, M.Pd - Ir.H.Arsyad Ahmad, M.Pd (2003).
Pendidikan Anak Dini Usia, Bandung: ALFABETA.
Riyanto, slamet. M.Ed. (2005). Dasar-dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: HIKAYAT
Budiman, Arif.Drs (2005). Panduan Praktis Mengetes
IQ Anak Anda. Bandung: ALFABETA.
Mansur, M.A. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam
Islam. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar
dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis
dan praktis. Bandung: Rosda
TERIMA KASIH TELAH BERBAGI, SEMOGA MENJADI LADANG AMAL, AAMIIN
ReplyDelete