Wednesday 7 September 2016

Makalah Pentingnya Pendidikan Anak usia Dini



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penyelenggaraan Pendidikan anak usia dini di Negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat (community besed education), akan tetapi gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, membangun masa depan anak-anak dan masayrakat Indonesia seluruhnya. Namun sejauh ini, jangkauan pendidikan anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun aksebilitasnya. Musalnya, penitipan anak dan kelompok bermain masih terkonsentrasi di kota-kota.
Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu:
1.      Menyiapkan tenaga manusia yang berkuallitas.
2.      Mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya social, karena tingginya produktifitas kerja dan daya tahan.
3.      Meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat.
4.      menolong para orang tua dan anak-anak.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa saja masalah yang dihadapi Indonesia dalam dunia pendidikan?
2.      Bagaimana Kondisi Sumber Daya Manusia saat ini?
3.      Apakah Pendidikan Anak Usia Dini itu Penting?
4.      Apa saja peran pemerintah dan masyarakat dalam pembinaan anak?
5.      Bagaimana harapan ke masa depan nantinya?
C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui  masalah yang dihadapi Indonesia dalam dunia pendidikan.
2.      Untuk mengetahui Kondisi Sumber Daya Manusia saat ini.
3.      Untuk mengetahui Pendidikan Anak Usia Dini itu Penting.
4.      Untuk mengetahui peran pemerintah dan masyarakat dalam pembinaan anak.
5.      Untuk mengetahui harapan ke masa depan nantinya.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
            Memasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar, yaitu:
1.      Sebagai akibat dari multikrisis yaitu menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pndidikan di tuntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
2.      Untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendiikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu bersiang dalam pasar kerja global.
3.      Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian system pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keragaman potensi, keutuhan daerah, peserta didik, dan mendorong partisipasi masyarakat.
Permasalahannya adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan di atas, disebabkan karena rendahnya mutu sumber daya manusianya.
Untuk menghadapi tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak usia dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi keutuhan diri, masyarakat dan bangsa, sehingga dapat membentuk masyarakat madani.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu.
B. Kondisi Sumber Daya Manusia Indonesia
            Kondisi SDM Indonesia berdasarkan survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12 terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualitas hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
            Berdasarkan laporan UNDP tentang Human Development Index (HDI) tahun 2002, Indonesia menempati Peringkat 110 dari 173 negara yang diteliti, jauh di bawah Negara ASEAN lainnya seperti Singapura (25), Malaysia (59), Thailand (70), dan Brunei Darussalam (32). Selain itu, berdasarkan Laporan The World Economic Forum Swedia, SDM Indonesia memiliki daya saing pada urutan ke-37 dai 57 negara yang disurvei.
            Dalam kondisi seperti ini, tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pemahaman pentingnya anak usia dini sebagai langkah dasar bagi perkembangan sumber daya manusia telah dilakukan oleh bangsa-bangsa maju dan bangsa-bangsa ASEAN lainnya, seperti Thailand, Singapura termasuk Negara Industri baru Korea Selatan.
            Di Indonesia pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat. Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini, antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini. Jika dibandingkan dengan jumlah anak usia 0-6 tahun ternyata mempunyai dampak pada ketidaksiapan anak masuk sekolah dan kalaupun masuk putus sekolah. Pelayanan pendidikan yang terintegrasi dengan kwsehatan da gizi ternyata memiliki keuntungan multidimensional baik secara ilmiah, moral, ekonomi, pendidikan, social, sekaligus peningkatan kualitas bangsa.
C. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Anak
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif bisa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian baik, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Kondisi SDM Indonesia berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh PERC (Political and Economic Risk Consultancy) pada bulan Maret 2002 menunjukkan kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-12, terbawah di kawasan ASEAN yaitu setingkat di bawah Vietnam. Rendahnya kualtias hasil pendidikan ini berdampak terhadap rendahnya kualtias sumber daya manusia Indonesia.
Dalam kondisi seperti ini tentunya sulit bagi bangsa Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan sebagainya, dimulai dengan pengembangan anak usia dini yang mencakup perawatan, pengasuhan dan pendidikan sebagai program utuh dan dilaksanakan secara terpadu. Pemahaman pentingnya pengembangan anak usia dini sebagai langkah dasar bagi pengembangan sumber daya manusia juga telah dilakukan oleh bangsa-bangsa ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, termasuk negara industry Korea Selatan. Bahkan pelayanan pendidikan anak usia dini di Singapura tergolong paling maju apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia pelaksanaan PAUD masih terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat. Meskipun berbagai program perawatan dan pendidikan bagi anak usia dini usia (0-6 tahun) telah dilaksanakan di Indonesia sejak lama, namun hingga tahun 2000 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan perawatan dan pendidikan masih rendah. Data tahun 2001 menunjukkan bahwa dari sekitar 26,2 juta anak usia 0-6 tahun yang telah memperoleh layanan pendidikan dini melalui berbagai program baru sekitar 4,5 juta anak (17%). Kontribusi tertinggi melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), Taman Kanak-kanak (6,1%), Raudhatul Atfal (1,5%). Sedangkan melalui penitipan anak dan kelompok bermain kontribusinya masing-masing sangat kecil yaitu sekitar 1% dan 0,24%.
Masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumla lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini jika dibanding dengan jumlah anak usia 0-6 tahun yang seharusnya memperoleh layanan tersebut. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan dan gizi. Padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua dan salah satu butirnya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung, Indonesia sebagai salah satu anggota forum tersebut terikat untuk melaksanakan komitmen ini.
Perhatian dunia internasional terhadap urgensi pendidikan anak usia dini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pada saat bayi dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah di luar kandungan.
Bayi yang baru lahir memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Synap ini akan bekerja sampai usia 5-6 tahun. Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan.
Pada fase perkembangan ini akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional. Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas, (2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan rendahnya biaya sosial karena tingginya produktivitas kerja dan daya tahan, (3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat, (4) menolong para orang tua dan anak-anak.
Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.  
Pentingnya PAUD telah menjadi perhatian dunia  Internasional. Perhatian dunia Internasional terhadap urgensi pendidikan ana usia dini ini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang di dapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini, anak akan memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berfikir, dan pembentukan stabilias emosional.
Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, terutama perkembangan psikologinya. Salah satu bentuk pengintegrasian tiga pilar pengembangan anak usia dini adalah memanfaatkan keberhasilan program posyandu, dalam pelayanan perbaikan gizi dan kesehatan dasar yang dilengkapi dengan layanan  stimulasi pendidikan bagi para balitanya. Sedangkan untuk paket yang lebih intensif, program layanan gizi dan kesehatan diintegrasikan dengan program kelompok bermain, penitipan anak, atau TK/RA.
   Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak akan membangun bangsa kita Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan yan diberikan kepada anak-anak kita.
Di Negara-negara maju, kelompok bermain dan taman kanak-kanan (TK) dipandang sebagai bagian dari integral dan system pendidikan nasional sehingga sederajat dengan SD atau jenjang pendidikan lainnya. Guru TK tidak di pandang lebih mudah dai Guru SD atau jenjang pendidikan di atasnya. Banyak perguruan tinggi yang mengembangkan program master dan doctor untuk ilmu PAUD. Banyak pula guru TK yang memiliki gelar master atau doctor dalam bidang PAUD.
Berbeda dengan Negara maju, kondisi PAUD di Indonesia belum tergarap dengan baik. Perhatian pemerintah untuk mengembangkan PAUD masih jauh dari harapan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi Negara. Selain itu, disebabkan juga oleh kesalahan memaknai arti pendidikan prasekolah sebagai pendidikan yang tidak wajib dan tidak penting diikuti oleh setiap anak.
PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tata karma, sopan santun, aturan, norma, etika dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan untuk hidup di masyarakat.
Pendidikan anak sejak usia dini tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, namun lebih jauh lagi ditunjukan untuk mengopyimalkan perkambangan  otak anak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psisosial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi pada lembaga pendidikan.
D. Tugas Pemerintah dan Masyarakat
            Pembinaan anak untuk mengantarkan mereka menjadi manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah. Masyarakat, dalam hal ini keluarga merupakan penanggung jawab utama dalam optimalisasi tumbuh kembang anak. Peran pemerintah adalah memfasilitasi masyarakat agar mereka dapat mengoptimalisasi perkembangan anak.
            Di bidang pendidikan anak, upaya pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat antara lain:
1.      Standarisasi kurikulum, guna membantu masyarakat mengontrol penyelenggaraan pendidikan agar tidak merugikan peserta didik maupun masyarakat.
2.      Peningkatan kemampuan profesi dan akademik bagi tenaga kependidikan.
3.      Peningkatan fungsi keluarga sebagai basis pendidikan anak.
4.      Pengembangan manajemen pembelajaran yang mencakup pengembangan metodologi pembelajaran, pengembangan sarana dan bahan belajar, termasuk bahan bacaan anak, serta pengembangan eevaluasi tumbuh kembang anak usia dini.
         Dalam rangka ini, sesuai  dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah Departemen Pendidikan Nasional memberikan pembinaan terhadap Taman Kanak-Kanan (TK) bersama Departemen Agama memberikan pembinaan terhadap Raudhatul Athfal (RA), serta bersama-sama Departemen social memberikan pembinaan tehadap kelompok bermain dan penitipan anak.
               Dalam memberikan perhatian secara khusus terhadap anak di bawah usia TK dan juga anak usia TK yang belum terlayani pada lembaga TK yang ada, maka Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2001 membentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAD). Kehadiran wadah ini diharapkan memberikan bimbingan, dan bantuan teknis edukasi yang tepat terhadap semua layanan anak usia dini di luar TK dan RA yang ada di masyarakat. Selain itu, masyarakat juga perlu meningkatkan peran sertanya secara aktif dalam pelaksanaan, pembinaan, dan pelembagaan pembinaan anak. Untuk itu, pemerintah perlu memerberdayakan peran serta masyarakat sebagai upaya menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki masyarakat agar memiliki kemampuan sendiri dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Dalam kondisi seperti ini, sinergi antara pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan.
E.  Harapan Ke Masa Depan
            Sinergi berbagai unsure yang berkepentingan dalam pembinaan anak merupakan kunci keberhasilan upaya pembinaan anak.Apalagi dengan pemberlakukan otonomi daerah, pemerintah diharuskan untuk memperluas jaringan kemitraan karena pemerintah bukan lagi penentu tujuan pendidikan. Jaringan kemitraan merupakan kunci efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan program pendidikan, dimana selama ini tumpang tindih program, termasuk pembinaannya, merupakan koordinasi sebagai salah satu komponennya.
            Selain itu, adanya jaringan kemitraan yang luas disetiap tingkatan institusi masyarakat, mulai dari pusat sampai grass-root merupakan jawaban atas keberlangsungan suatu program di masyarakat. Program yang mempunyai jaringan kemitraan memiliki cirri-ciri antara lain tingginya komitmen semua unsure yang terlibat dan tingginya rasa memiliki masyarakat terhadap program yang ada.
Kedua cirri merupakan komponen terpenting untuk menjamin keberlangsungan suatu rogram yang pada gilirannya mengarah pada pelembagaan program di masyarakat. Perluasan jaringan kemitraan agar efektif hendaknya diarahkan pada penciptaan situasi kondusif yang menumbuh-kembangkan komitmen semua unsure dan kepemilikan oleh masyarakat terhadap semua program. Pemerintah telah berusaha membangun dan meningkatkan kualitas PAUD dengan usaha-usaha di atas yang telah disebutkan, semoga dengan usaha tersebut, PAUD di Indonesia diharapkan semakin berkembang pesat guna membangun masa epan bangsa Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Sebagai penutup dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini sangatlah pentin dan sangat danjurkan, karena sejak eorang anak dilahirkan hingga tahun-tahun pertama, anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Pada periode ini merupakan “Masa emas” atau disebut juga “The Golden Age” yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan seorang manusia.
            Pada masa-masa ini, anak-anak kita bekali pendidikan yang cukup, dalam lembaga PAUD, demi menciptakan generasi penerus yang cerdas, terampil dan bertanggung jawab yang mampu bersaing dengan Negara lain dalam dunia pendidikan.
B. Saran
Dalam mempersiapkan anak menuju masa dewasa yang lebih baik orang tua harus bisa mendidika anak dengan sebaik mungkin, karena kepribadian anak dikatakan berhasil apabila orang tuanya mampu mendidik anaknya dengan baik. Orang tua harus memperkenalkan sikap etika dan moral yang baik sejak anak berusia dini, sehingga ketika dewasa nak tersebut mampu menerapkannya ke dalam kehidupannya sehari-hari. Orang tua juga harus mengetahui potensi yang dimiliki anak, karena potensi tersebut berguna bagi anak dalam menghadapi dunia pendidikan ke jenjang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Anwar, M.Pd - Ir.H.Arsyad Ahmad, M.Pd (2003). Pendidikan Anak Dini Usia, Bandung: ALFABETA.
Riyanto, slamet. M.Ed. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: HIKAYAT
Budiman, Arif.Drs (2005). Panduan Praktis Mengetes IQ Anak Anda. Bandung: ALFABETA.
Mansur, M.A. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda

1 comment:

  1. TERIMA KASIH TELAH BERBAGI, SEMOGA MENJADI LADANG AMAL, AAMIIN

    ReplyDelete