BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan merupakan salah
satu sarana dan fasilitas bagi manusia dalam mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya. Salah satunya lewat dunia perkuliahan, potensi yang ada dalam
diri individu tersebut bisa digali dan dikembangkan. Dalam dunia perkuliahan
disajikan berbagai mata kuliah guna menumbuhkembangkan potensi tersebut.
Misalnya Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan disajikan bagi mahasiswa
khususnya, agar dapat memperluas wawasannya terhadap keanekaragaman tumbuhan
berdasarkan ciri-ciri morfologi dan modifikasinya.
Berdasarkan pengetahuan tentang ciri
morfologi organ tumbuhan dan modifikasinya tersebut, diharapkan Bagi mahasiswa
dapat mengidentifikasi jenis suatu tumbuhan. Pokok bahasan mata kuliah tersebut
mencakup bagian organ vegetatif tumbuhan / Organ primer (akar, batang, daun)
dan modifikasinya, serta organ reproduktif tumbuhan (bunga, buah, dan biji)
atau organ Assesories/Perhiasan.
Betapa pentingnya mempelajari ilmu morfologi tumbuhan,
maka tidak jarang dosen-dosen di dunia perkuliahan, khususnya yang berprofesi
sebagai dosen mata kuliah tersebut, tidak jarang memberikan tugas bahkan
mengadakan penelitian terhadap mata kuliah ini.
Oleh sebab itu salah satu faktor
yang melatar belakangi penyusunan karya ilmiah ini adalah adanya tugas yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa khususnya kami dari kelompok VII MIPA-BIO-E
STKIP-Bima sebagai tanggungjawab langsung kami terhadap mata kuliah morfologi
tumbuhan..
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah Pengertian
Biji ?
2.
Bagaimana Tumbuhan
Berbiji Terbuka Dan Tertutup ?
4.
Apa Itu Morfologi Tumbuhan Biji ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
BIJI
Biji merupakan struktur yang efisien
untuk perkembangbiakan dan perbanyakan. Perbanyakan yang dimaksud adalah untuk
memperbanyak keturunan atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup
generasinya. Biji berasal dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah
bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat
terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau
tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio
atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada
kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Biji hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji, phyton=tumbuhan) merupakan
kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa
biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah
terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
B. Tumbuhan Berbiji Terbuka
Dan Tertutup
Diantara
berbagai macam tumbuhan di Indonesia, ada yang namanya tumbuhan berbiji
dantumbuhan berbiji itu dibagi menjadi dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka
dan tumbuhan biji tertutup. Dibawah akan saya berikan informasi tentang
contoh tumbuhan berbiji terbuka dan juga contoh tumbuhan biji tertutup.
Tumbuhan biji
tertutup sering disebut dengan angiospermae yaitu suatu tumbuhan yang bijinya
mendapatkan perlindungan dari bakal buah. Jika dilihat dari bagian- bagiannya
tumbuhan angiospermae dibagi menjadi bunga yang lengkap dan bunga yang tidak
lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak dan juga memiliki
mahkota, sedangkan bunga yang tidak lengkap adalah bunga yang hanya memiliki
kelopak saja ataupun hanya memiliki mahkotanya saja.
Jika dilihat
dari jenis kelaminnya bunga dibedakan menjadi dua yaitu bunga sempurna dan
bunga yang tidak sempurna, bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan
benang sari, sedangkan bunga yang tidak sempurna hanya mempunyai putik saja,
atau benang sari saja. sedangkan tumbuhan biji terbuka atau yang sering disebut
dengan gymnospermae adalah tumbuhan yang bjinya tidak mendapat perlindungan
dari bakal buah, pada jenis tumbuhan ini bijinya langsung terdapat di antara
daun penyusun atau sering disebut runjung.
Contoh dari tumbuhan biji terbuka
Setelah kita
mempelajari tentang pengertian dari tumbuhan berbiji terbuka, sekarang tinggal
mempelajari tentang cirri- cirri dan contoh dari tumbuhan biji
terbuka.
Cirri- cirri dari tumbuhan biji terbuka adalah :
- Bakal
biji berada di luar atau biji tidak mendapat perlindungan dari bakal buah
atau dari daun buah
- Tumbuhan
berbiji terbuka adalah tumbuhan yang heterospora
- Tumbuhan
berbiji terbuka merupakan tumbuhan yang dapat menghasilkan serbuk sari
- Struktur
reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka terbentuk pada strobilus
- Tumbuhan
biji terbuka terjadi sebuah pembuahan tunggal
Adapun contoh
dari tumbuhan biji terbuka adalah melinjo, pinus, pakis haji, dan lain- lain
Contoh dari tumbuhan biji tertutup
Setelah anda
tahu dan mengerti tentang pengertian, cirri- cirri dan juga contoh dari
tumbuhan biji terbuka, anda juga harus mempelajari tentang pengertian, cirri-
cirri, dan juga contoh dari tumbuhan biji tertutup. Tumbuhan biji
tertutup adalah tumbuhan yang bijinya mendapat perlindungan dari bakal buah,
seperti yang telah dijelaskan diawal. Ada beberapa cirri- cirri tentang
tumbuhan biji tertutup salah satunya adalah biji terdapat di dalam, atau biji
tidak dapat terlihat jika buah belum dibuka sebab biji terletak didalam
buah.
Ada banyak
contoh dari tumbuhan biji tertutup, pada tumbuhan biji tertutup bukan hanya
sekedar terjadi pada tumbuhan buah- buahan saja, tetapi juga bisa terjadi pada
tumbuhan bunga- bungaan. Beberapa contoh dari tumbuhan biji tertutup adalah :
- buah
sirsak
- buah
jeruk
- buah
apel
- buah
duku
- buah
rambutan
- bunga
matahari
- bunga
kecubung
- bunga
leng- lengan
Tumbuhan biji
berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar
tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah
tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil.
Ciri-ciri
tumbuhan monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya
memiliki satu daun lembaga, berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji
berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui
sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem
klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae,
Liliopsida, dan Liliidae.
Berdasarkan
analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik atau
holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang
disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling
berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati,
sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat
pewarna, dan sebagainya.
Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60
ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae
(suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia
tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.
Anggota suku
padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman
terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku
lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau
Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae),
dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan
sebagai tanaman hias.
Contoh tumbuhan
monokotil :
1. suku
anggrek-anggrekan
2. suku
padi-padian (Graminae)
3. suku
pinang-pinangan (Palmae)
4. suku
bawang-bawangan (alliaceae)
5. suku
pisang-pisangan (Musaceae)
ciri-ciri pada
tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
Ø Bentuk
Akar Memiliki sistem akar serabut
Ø Bentuk
sumsum atau pola tulang daun Melengkung atau sejajar
Ø Kaliptrogen
/ tudung akar Ada tudung akar / kaliptra
Ø Jumlah
keping biji atau kotiledon satu buah keping biji saja
Ø Kandungan
akar dan batang Tidak terdapat cambium
Ø Jumlah
kelopak bunga Umumnya adalah kelipatan tiga
Ø Pelindung
akar dan batang lembaga Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga
/keleorhiza
Ø
Pertumbuhan akar dan batang Tidak bisa
tumbuh berkembang menjadi membesar
D.
Morfologi Tumbuhan Biji
BIJI (SEMEN)
Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan,
bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada
tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang
utama, karena biji mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru.
Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji
atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut
tali pusar (funiculus).
Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji
(hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan terputus,
sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak
jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah
sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan
selubung biji yang sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut
biji ada yang :
Ø Berdaging atau berair dan sering
kali dapat di makan, misalnya pada biji durian (Durio zibethius Murr.), biji
rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.
Ø Menyerupai kulit dan hanya menutupi
sebagian biji, misalnya pada biji (Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala
dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk
masak dan berbagai macam keperluan lainya.
Pada
biji umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a.
Kulit biji (spermodermis)
b.
Tali pusar (funiculus)
c.
Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
1.
Kulit
Biji (Spermodermis)
Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari
selaput bakal biji (Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit biji
dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan,
yaitu :
a. Lapisan kulit luar (testa).
Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada yang tipis ada yang kaku
seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan
pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen).
Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga dinamakan kulit ari.
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal
dari integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji
berasal dari integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum
yang dalam, karena pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji
yang lebih dalam daripada integumentumnya.
Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua
lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang
(gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada
buah melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang
umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah
melinjo itu masing-masing dinamakan :
a. Kulit luar (sarcotesta), biasanya
tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, kuning lalu berwarna ketika
masak.
b. Kulit tengah (sclerolesta), suatu
lapisan yang kuat dan keras, berkayu mempunyai kuli dalam (endocarpium) pada
buah batu.
c. Kuli dalam (endotesta), biasnya
tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada biji.
Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit
luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat
ditemukan bagian-bagian lain, misalnya :
1. Sayap (ala), berbagai jenis
tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji dan
dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang
bersayap contohnya adalah
pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa
oleifera Lamk.)
2. Bulu (coma), yaitu penonjolan
sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunya
fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oleh tiupan
angin. Contoh: kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantea
Dryand.)
3. Salut biji (arillus), yang
biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio
zibethinus Murr.)
4. Salut biji semu (arillodium),
seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh
dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala
adalah suatu salut biji semu.
5. Pusar biji (hilus), yaitu
bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar, biasanya
telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji.
Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus
vulgaris L.) dll.
6. Liang biji (micropyle), ialah
liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke dalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan.
7. Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza),
yaitu tempat pertemuan integumen degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji
anggur (Vitis vinifera L.)
8. Tulang biji (raphe), yaitu
terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang bersal
dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak
begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.).
2.
Tali
Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang
menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji
masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji. Dan pada biji hanya tampak
bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua
bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga
dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (embryo) yang merupakan
calon individu baru,
b. Putih lembaga (albumen),
jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru
(kecambah) sebelum mencar makanan sendiri.
3.
Lembaga
(Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru
yang nantinya akan tumbuh menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh
syarat-syarat yang diperlukan
a.
Akar
lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus
menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji
dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar
melalui liang tadi.
b.
Daun
lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun
lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Ø Sebagai tempat penimbunan makanan
Ø Sebagai tempat melakukan asimilasi
Ø Sebagai alat penghisab makanan untuk
lembaga dari putih lembaga
c.
Batang
lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
:
Ø Ruas batang di atas daun lembaga (internodium
epicotylum),
Ø Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium
hypocotylum),
4.
Putih
Lembaga (Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji
yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan lembaga,
tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Melihat asalnya jaringan yang
menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih
lembaga dalam :
a. Putih lembaga dalam (endospermium),
jika jaringan penimbun makanan itu terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi
kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti
sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini.
b.
Putih lembaga luar (perispermium),
jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga entah dari
nuselus atau dari selaput bakal biji.
5.
Kecambah
(Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil belum lama
muncul dari biji dan msih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam
biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan
dalam dua macam:
a.
Perkecambahan
di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena pembentagan
ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas
tanah. Misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
b.
Perkecambahan
di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam
kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada biji kacan kapri (Pisum
sativum L.)
Telah di kemukakan, bahwa biji hanya
akan berkecamabah jika syarat-syarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya
dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam
berada dalam ke adaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap
hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kehilnagan daya tumbuhnya. Pada
umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring berjalanya waktu, tetapi ada
pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum
dicukupi waktu untuk beristirahat yang diperlukan biji tidak mau tumbuh
walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu
disebut sebagai dormansi (dormancy).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Biji merupakan bagian dan struktur yang
sangat efisien untuk perkembangbiakan pada tumbuhan khususnya Spermathopyta
(tumbuhan berbiji). Fungsi biji itu sendiri adalah untuk memperbanyak keturunan
atau spesies dalam mempertahankan kelangsungan hidup generasinya. Biji berasal
dari bakal biji yang berkembang setelah mengalami pembuahan.
Biji juga merupakan salah satu organ
assesories atau organ perhiasan pada Tumbuhan berbiji (Spermathopyta). Biji
bukan hanya sebagai organ assesories tetapi juga mempunyai fungsi yang utama
yakni, sebagai alat perkembangbiakan atau untuk memperbanykan
keturunan, agar tumbuhan tersebut tidak punah.
Sesuai dengan bentuk dan stukturnya, biji dapat
dikelompokkan kedalam beberapa kelompok besar yakni :
Ø Gymnospermae (Tumbuhan
Berbiji Terbuka )
Ø Angiospermae
(Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Sedangkan pada tumbuhan Angiospermae
Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan, karena memiliki
bunga yang sesungguhnya atau bunga lengkap. Oleh karena itu Tumbuhan
Angiospermae dibagi menjadi dua kelompok besar yakni ; Monokotil (Tumbuhan
Berkeping satu) dan Dikotil (Berkeping Dua). Contoh tumbuhan monokotil seperti
Kelapa, Jagung, Padi, Pinang, Bambu, Tebu, Palem, Durian, Salak, Melinjo, dst.
Sedangkan Contoh tumbuhan dikotil adalah Kacang tanah, Mangga, Rambutan,
Belimbing, Beringin, Jati, Mahoni,jahe, dst.
B. SARAN
Dalam penyusunan karya ilmiah tentunya
masih terdapat kekeliruan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari
Dosen dan rekan-rekan mahasiswa yang membangun sangat kami harapkan, guna
mengevaluasi diri kami agar penyusunan karya ilmiah selanjutnya lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Biji, http://id.wikipedia.org/,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 21:38.
Anonim, 2006, Dormansi dan Perkecambahan Biji, http://elisa.ugm.ac.id/,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:53.
Anonim, 2008, Dormansi Benih dan Pemecahannya, http://pustaka.ut.ac.id//,
diakses pada tanggal 15 April 2008 pukul 21:38.
Anonim, 2006, Pertumbuhan dan Perkembangan Biji, http://www.freewebs.com//,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 21:36.
Anonim, 2007, Biji dan Perkembangan Biji, http://
www.sith.itb.ac.id//, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:34.
Bold, H.C., Alexopoulos,
C.J., and Delevoryas, T. (1980). Morphology
of Plants and Fungtion. New York: Harper & Row, Publishers.
Tjitrosoepomo, G.
(1989). Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
No comments:
Post a Comment