Sunday 4 September 2016

Makalah Sejarah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Banyak sekali pengertian tentang manusia maupun penggolongannya. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara biologis manusia dikatakan sebagai homo sapiens artinya spesies mamalia yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya, selain itu dapat diartikan sebagai manusia berpikir. Manusia sebagai homo sapiens atau manusia berpikir, akan menghasilkan buah pikir yang beragam, seperti sains, teknologi (homo faber), dan seni (homo esteticus). Hal tersebut merupakan hal terpenting dalam peradaban.
Sebagai mana kita maklumi, manusi adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang paling baik dan sempurna, masih juga di bekali dengan kemampuan akalnya. Dengan di bekali kemampuan inilah manusia mampu menciptakan berbagai macam peralatan hidup, menciptakan berbagai pengetahuan, membentuk masyarakat, menyelenggarakan pemerintahan, melakukan praktek jual beli atau perdagangan, menciptakan kesenian atau hiburan, dan lain-lain. Singkat kata manusia dengan bekal akal dan budinya mereka mampu menciptakan berbagai macam kebudayaan atau peradaban.
Ilmu pengetahuan atau sains, teknologi dan seni atau biasa di singkat ipteks adalah salah satu contoh dari hasil olah pikiran atau akal atau juga budi manusia yang kemudian disebut dengan nama kebudayaan. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan umat manusia itu sendiri berbagai macam hasil-hasil kebudayaan manusia ini terus berkembang hingga kini. Ipteks sebagai salah satu hasil dari kebudayaan manusia itu juga terus berkembang, terlebih lagi pada era sekarang ini dimana ipteks telah mencapai tahapan perkembangan yang sangat spektakuler. Pencapaian ipteks yang sangat pesat tersebut, misalnya saja yang terjadi dibidang teknologi informasi dan komunikasi, mengakibatkan seakan-akan dunia ini tanpa mengenal batas, yakni baik dalam pengertian territorial (geografi), ekonomi, politik, social-budaya, agama, pendidikan dan lain-lain.
Namun, meskipun ada beberapa kemudahan atau manfaat yang kita peroleh dari kemajuan di bidang ipteks tersebut pada sisi lainnya ternyata ipteks membawa kita kepada hal-hal yang lain yang bersifat merusak (negative). Hal-hal negative, ini seperti terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, polusi udara dan air, kerusakan lingkungan, sampai nanti munculnya berbagai macam gangguan pada yang lainnya, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun moralitas, serta baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dirasakan oleh seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
  1. Pengertian Sains

Sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam dibagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu itu sendiri dengan garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua buah golongan besar, yakni ilmu eksak dan non eksak, atau ilmu pengetahuan alam (IPA) serta ilmu pengetahuan social (IPS). Jika dilihat dari cirinya serta dibandingkan dengan pengetahuuan yang acak dan terbuka lainnya, terletak pada adanya unsure sistematika, objek kajian, ruang lingkup kajian, serta metode yang diterapkan serta dikembangkannya. Jadi ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah mencapai tarap tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode pembahasan akan kajian tersebut.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak dari pengetahuan ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok seperti berikut :
1.      Berisi pengetahuan ( knowledge ).
2.      Tersususn secara sistematis.
3.      Menggunakan penalaran.
4.      Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. dengan pengetahuan, maka pemanfaatan benda, alat, senjata, dan hewan, menjadi lebih mudah serta terarah guna mencapai hasil atau apa yang diinginkannya. Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi sebuah ilmu ( ilmu pengetahuan ), maka fungsi dan penerapannya dalam rangka memanfaatkan sebuah benda, alat, senjata, atau hewan tadi akan menjadi lebih baik lagi. Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikatagorikan ) sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut :
1.      Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek studi/kajian yang jelas.
2.      Adanya aspek epistemology, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas
3.      Adanya aspek aksiologi, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan nilai guna atau kemanfaatannya.
Jadi. Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu melestarikan alam tersebut secara konsepsional dan sistematis.
  1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Ada tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu :
a)      Teknologi Modern :
      Padat modal
      Mekanis elektris setempat
      Menggunakan bahan import
      Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.
b)      Teknologi Madya :
      Padat karya
      Dapat dikejakan oleh keterampilan setempat
      Menggunakan alat setempat
      Berdasarkan alat penelitian
c)      Teknologi Tradisional
      Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
      Menggunakan keterampilan setempat
      Menggunakan alat setempat
      Menggunakan bahan setempat
      Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
Sedangkan berbicara tentang teknologi, dimana istilah teknologi sendiri sebenarnya mengandung pengertian sains dan teknik atau engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains. Walaupun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral namun dalam kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena memerlukan juga sentuhan-sentuhan estetika yang bersifat objektif.
  1. Pengertian Seni
eni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
            Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari kata bahasa latin, yaitu ars yang berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan atau sentuhan manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, didalamnya mendapat sentuhan keindahan dan estetika.
            Dari uraian diatas, seni diartikan sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar menjadi alat, tetapi jg bernilai indah. Contohnya pesawat terbang sebagai karya tekonolgi tidak hanya berkembang dari sisi kualitas kemampuan mesin, dan ketahanannya tetapi juga berkembang semakin estetik, baik dalam bangunan body, model, interior pesawat, warna, dan sebagainya.
Sebenarnya masih banyak lagi definisi-definisi lain yang dibuat oleh para ahli tentang sains ( ilmu ), teknologi, serta seni yang dibuat oleh para ahli. Berbagai definisi itu telah diberikan oleh para filsuf, ilmuan, serta budayawan, yang mana masing-masing seolah-olah membuat definisi sesuai dengan apa yang mereka senangi dan serta kehendaki. Misalnya saja yang paling sederhana mengatakan bahwa sains atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang systematis.

B.     Hubungan antara Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
1.        Perkembangan Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan IPTEK menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru. Di mulainya suatu era sering kali ditandai dengan mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban, misalnya : Zaman Batu, Era Perunggu, dan Era Besi. Teknologi Bahan bisa dikatakan merupakan salah satu teknologi yang paling tua dalam peradaban, dan merupakan pendahulu dari cabang teknologi lainnya. Di bawah ini adalah berbagai macam bidang utama teknologi :
  Ilmu Terapan Kecerdasan Buatan
  Olahraga dan Rekreasi
  Informasi dan Komunikasi
  Industri Konstruksi
  Militer atau Bom
  Rumah Tangga
  Teknik
  Kesehatan dan Keselamatan
  Transportasi Angkasa Luar
Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
  1. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
  2. Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya.

Perkembangan ini menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru yang memiliki hasil :
  1. Penggunaan teknik nuklir misalnya; di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
  2. Penggunaan teknologi hutan yang memilki fungsi untuk tempat penyimpanan air,obyek pariwisata dll.
  3. Penggunaan teknik modern seperti alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya,OHP,slide,TV dll yang dapat mempermudah para pendidik dalam melaksanakan tugasnya.

2.      IPTEK dan Nilai
Dalam menghadapi IPTEK masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola, dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak secara cepat sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.Teknologi dapat membawa bencana tetapi juga telah terbukti bahwa bagi mereka dapat menolong dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
 Seperti halnya, sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak berakar ( science without technology has no fruit, technology without science has no root ). Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi sains disini hanyalah mengkoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya kedalam suatu system yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keteraturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keteraturan padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.
3.      MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK PIKIR
Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang :
  1. Dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan
  Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor dll. Dengan alat tersebut diharapkan manusia dapat bekerja secara efektif dan efisien.
  Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan seperti ayam ras, ayam boiler, sapi perah dll.
  Teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan ikan, buah-buahan daging dll.
  1. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat dan dapat mengurangi angka kematian.
contoh : Obat yang mengandung unsur radioaktif sangat efektif untuk menyembuhkan penyakit TBC.
  1. Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat sehingga penggunaan waktu sangat efisien.
  1. Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau senjata yang canggih sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayah dengan baik.
C.    DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN.
a.      Nuklir
Efek yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan struktur zat serta reaksi sehingga merusak sel tubuh.
b.      Polusi
Polusi dapat merusak lingkungan. Yang menyebabkan polusi adalah kegiatan industri dalam bentuk limbah, kegiatan transportasi berupa kepulan asap dll.
c.       Klonasi/Kloning
Tujuan klonasi adalah :
         Memberi anak pada pasangan yang tidak memiliki anak.
         Mengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya
         Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk bekerja

d.      Efek rumah kaca
Memiliki manfaat yaitu dengan adanya efek rumah kaca, sinar ultraviolet yang dapat membahayakan manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon sehingga akan diam dan bersirkulasi di bumi. Efek rumah kaca disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang dapat mengubah suhu udara yang ada.
Perkembangan ipteks yang demikian pesat mampu menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1.      Perubahan di bidang intelektual ; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan dan kepercayaan baru, setidaknya mereka telah melakukan reaktualisasi.
2.      Perubahan dalam organisasi social yang mengarah pada kehidupan politik.
3.      Perubahan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungannya.
4.      Perubahan di bidang industry dan kemampuann di medan perang.
Keempat persoalan di atas kini secara langsung telah menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia yang menuntut keterlibatan semua pihak, yang pada akhirnya ikut menentukan pula kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.
Adanya sisi positif dan negative dari iptek maka sering dikatakan bahwa kemajuan iptek bermata dua atau bersifat dilematis. Di satu sisi, iptek secara positif telah mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang menyatakan bahwa iptek menjadi “tulang punggung kesejahteraan”. Namun di sisi lain seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan dalam pemanfaatan iptek itu juga telah membawa dampak negative atau membawa laknat dalam bentuk munculnya masalah lingkungan seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menerapakan dan memanfaatkan ipteks, yakni yang sesuai dengan asas-asas keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian, kehidupan di bumi ini akan tetap berjalan secara seimbang dan lestari.
D.    Sinergi Seni dan Teknologi Menuju Peradaban Manusia Yang Unggul
Dalam kehidupan sehari-hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah. Salah satu penyebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang teknologi sebagai perpanjangan tangan dari sains modern yang dianggap selalu berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukuran dalam logika positivisme. Sedangkan seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai ketidak pastian, penafsiran personal dan subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan pandangan khalayak dari yang satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita kemajuan peradaban modern secara konkrit, berdampak pada kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman bhatin, intuisi, dunia praleflektif manusia dan khasanah rasawi yang tak terjamah.
Menanggapi perkembangannya video art, Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat teknologi video memiliki ciri unik itu sendiri. Secara sejarah, karya-karya dalam video art menuntut kita untuk mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru karena karakter-karakter inheren medium video yang khusus membedakan dengan seni lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video merupakan rangkaian citra bergerak dan suara yang terikat dengan waktu berbeda dengan lukisan. Karya-karya purwa rupa video art juga mendeskontruksi konveksi narasi dan pola yang penting hadir dalam sinema atau film. Ketika fotografi dan film atau sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art justru lahir dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.

E.     Peranan Sains dan Teknologi Dalam Penentuan Bentuk Peradaban Baru
Bila kita mencoba memandang awal kelahiran modernisme, kita akan melihat sebuah proses revolusi peradaban yang berawal dari revolusi pemahaman manusia tentang cara pandang terhadap realitas melalui fisika ditangan Descartes. Disaat itu Descartes membangun sebuah wacana besar tentang metode pemahaman realitas yang bertumpu pada konsep Democritus yang membagi realitas kedalam atem – atem penyusun realitas dan kemudian dicari sistemnya terhadap keseluruhan. Ditangan Descartes dan para pengikutnya inilah kemudian fisika yang menjadi geometris menjelma sebagai bentuk ideologi besar modernisme, bahkan kemudian setelah meruntuhkan dominasi gereja bisa menjadi satu – satunya tafsir kebenaran terhadap gejala macam realitas. Alam didalam tafsir ala Descartes merupakan sebuah alam yang langsung jadi dan tidak memiliki perubahan. Sistemnya tetap, begitu juga elemen pembentuk alam.



Sudarsana, I Ketut, 2008, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Denpasar.

No comments:

Post a Comment