BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak sekali pengertian tentang
manusia maupun penggolongannya. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda
menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara
biologis manusia dikatakan sebagai homo sapiens artinya spesies mamalia yang
memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya,
selain itu dapat diartikan sebagai manusia berpikir. Manusia sebagai homo
sapiens atau manusia berpikir, akan menghasilkan buah pikir yang beragam,
seperti sains, teknologi (homo faber), dan seni (homo esteticus). Hal tersebut
merupakan hal terpenting dalam peradaban.
Sebagai mana kita maklumi, manusi
adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain
diberi bentuk atau rupa yang paling baik dan sempurna, masih juga di bekali
dengan kemampuan akalnya. Dengan di bekali kemampuan inilah manusia mampu
menciptakan berbagai macam peralatan hidup, menciptakan berbagai pengetahuan,
membentuk masyarakat, menyelenggarakan pemerintahan, melakukan praktek jual
beli atau perdagangan, menciptakan kesenian atau hiburan, dan lain-lain.
Singkat kata manusia dengan bekal akal dan budinya mereka mampu menciptakan
berbagai macam kebudayaan atau peradaban.
Ilmu pengetahuan atau sains,
teknologi dan seni atau biasa di singkat ipteks adalah salah satu contoh dari
hasil olah pikiran atau akal atau juga budi manusia yang kemudian disebut
dengan nama kebudayaan. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan umat manusia
itu sendiri berbagai macam hasil-hasil kebudayaan manusia ini terus berkembang
hingga kini. Ipteks sebagai salah satu hasil dari kebudayaan manusia itu juga
terus berkembang, terlebih lagi pada era sekarang ini dimana ipteks telah
mencapai tahapan perkembangan yang sangat spektakuler. Pencapaian ipteks yang
sangat pesat tersebut, misalnya saja yang terjadi dibidang teknologi informasi
dan komunikasi, mengakibatkan seakan-akan dunia ini tanpa mengenal batas, yakni
baik dalam pengertian territorial (geografi), ekonomi, politik, social-budaya,
agama, pendidikan dan lain-lain.
Namun, meskipun ada beberapa
kemudahan atau manfaat yang kita peroleh dari kemajuan di bidang ipteks
tersebut pada sisi lainnya ternyata ipteks membawa kita kepada hal-hal yang
lain yang bersifat merusak (negative). Hal-hal negative, ini seperti terjadinya
bencana alam berupa tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, polusi
udara dan air, kerusakan lingkungan, sampai nanti munculnya berbagai macam
gangguan pada yang lainnya, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun moralitas,
serta baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dirasakan oleh seluruh
umat manusia yang ada di muka bumi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
- Pengertian Sains
Sains (science) diambil dari kata
latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian
berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
"Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus.
S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh
para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan
tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan
akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari
Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah
sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut
Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan struktur-struktur
politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan
budayanya. Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk
lingkungan fisik, intelektual dan budaya serta memajukan cara produksi ekonomis
yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas Sardar (1987, 161)
adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan
ungkapan fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut
Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut hal pengetahuan objektif (tentang ruang,
materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk mengenai
peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan
untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu
berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi
rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian
berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam
dibagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu
hayat (the biological sciences) (Jujun. S. 2003). Ilmu alam ialah ilmu yang
mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari
makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika
(mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi
(mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang
mempelajari bumi kita.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu itu sendiri
dengan garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua buah golongan besar, yakni
ilmu eksak dan non eksak, atau ilmu pengetahuan alam (IPA) serta ilmu pengetahuan
social (IPS). Jika dilihat dari cirinya serta dibandingkan dengan pengetahuuan
yang acak dan terbuka lainnya, terletak pada adanya unsure sistematika, objek
kajian, ruang lingkup kajian, serta metode yang diterapkan serta
dikembangkannya. Jadi ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah
mencapai tarap tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian,
dan metode pembahasan akan kajian tersebut.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran dimana pengetahuan
tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Berpijak dari pengetahuan ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok
seperti berikut :
1.
Berisi pengetahuan ( knowledge ).
2.
Tersususn secara sistematis.
3.
Menggunakan penalaran.
4.
Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia
sehari-hari. dengan pengetahuan, maka pemanfaatan benda, alat, senjata, dan
hewan, menjadi lebih mudah serta terarah guna mencapai hasil atau apa yang
diinginkannya. Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi sebuah ilmu (
ilmu pengetahuan ), maka fungsi dan penerapannya dalam rangka memanfaatkan
sebuah benda, alat, senjata, atau hewan tadi akan menjadi lebih baik lagi.
Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikatagorikan )
sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut :
1.
Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki
objek studi/kajian yang jelas.
2.
Adanya aspek epistemology, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah
memiliki metode kerja yang jelas
3.
Adanya aspek aksiologi, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan nilai guna
atau kemanfaatannya.
Jadi. Ilmu pengetahuan merupakan
usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu melestarikan alam
tersebut secara konsepsional dan sistematis.
- Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang
mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain,
teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia
nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,
tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Ada tiga
macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu :
a)
Teknologi Modern :
Padat
modal
Mekanis
elektris setempat
Menggunakan
bahan import
Berdasarkan
penelitian mutakhir, dll.
b)
Teknologi Madya :
Padat
karya
Dapat
dikejakan oleh keterampilan setempat
Menggunakan
alat setempat
Berdasarkan
alat penelitian
c)
Teknologi Tradisional
Bersifat
padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
Menggunakan
keterampilan setempat
Menggunakan
alat setempat
Menggunakan
bahan setempat
Berdasarkan
kebiasaan atau pengamatan
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan
suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai
tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
Sedangkan berbicara tentang teknologi, dimana istilah
teknologi sendiri sebenarnya mengandung pengertian sains dan teknik atau
engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa didasari
adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan
salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains. Walaupun
pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral namun
dalam kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena memerlukan
juga sentuhan-sentuhan estetika yang bersifat objektif.
- Pengertian Seni
eni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa
dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit
untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis
memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih
bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan
suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat
pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah
muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti
bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Pada titik inilah kita berbicara
tentang seni. Seni berasal dari kata bahasa latin, yaitu ars yang berarti
kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran
dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan
kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan atau sentuhan manusia.
Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah suatu benda
bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni merupakan ekspresi jiwa
seseorang yang hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya
manusia. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang tidak bisa
dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi,
didalamnya mendapat sentuhan keindahan dan estetika.
Dari uraian diatas, seni diartikan
sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses kegiatan manusia dalam
menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan seni,
teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar menjadi
alat, tetapi jg bernilai indah. Contohnya pesawat terbang sebagai karya
tekonolgi tidak hanya berkembang dari sisi kualitas kemampuan mesin, dan
ketahanannya tetapi juga berkembang semakin estetik, baik dalam bangunan body,
model, interior pesawat, warna, dan sebagainya.
Sebenarnya
masih banyak lagi definisi-definisi lain yang dibuat oleh para ahli tentang
sains ( ilmu ), teknologi, serta seni yang dibuat oleh para ahli. Berbagai
definisi itu telah diberikan oleh para filsuf, ilmuan, serta budayawan, yang
mana masing-masing seolah-olah membuat definisi sesuai dengan apa yang mereka
senangi dan serta kehendaki. Misalnya saja yang paling sederhana mengatakan
bahwa sains atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang systematis.
B. Hubungan
antara Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
1.
Perkembangan
Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dapat mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan IPTEK
menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru. Di mulainya suatu era sering kali
ditandai dengan mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban,
misalnya : Zaman Batu, Era Perunggu, dan Era Besi. Teknologi Bahan bisa
dikatakan merupakan salah satu teknologi yang paling tua dalam peradaban, dan
merupakan pendahulu dari cabang teknologi lainnya. Di bawah ini adalah berbagai
macam bidang utama teknologi :
Ilmu
Terapan Kecerdasan Buatan
Olahraga
dan Rekreasi
Informasi
dan Komunikasi
Industri
Konstruksi
Militer
atau Bom
Rumah
Tangga
Teknik
Kesehatan
dan Keselamatan
Transportasi
Angkasa Luar
Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya
perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
- Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
- Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya.
Perkembangan ini menimbulkan cabang ilmu pengetahuan
baru yang memiliki hasil :
- Penggunaan teknik nuklir misalnya; di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
- Penggunaan teknologi hutan yang memilki fungsi untuk tempat penyimpanan air,obyek pariwisata dll.
- Penggunaan teknik modern seperti alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya,OHP,slide,TV dll yang dapat mempermudah para pendidik dalam melaksanakan tugasnya.
2.
IPTEK dan
Nilai
Dalam menghadapi IPTEK masyarakat
Indonesia harus memiliki kemampuan beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam
menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi maka dituntut adanya
keahlian untuk menggunakan, mengelola, dan senantiasa menyesuaikan dengan
teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, sikap mental
dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak secara cepat sehingga perlu ditanggapi
dan dipersiapkan dalam menghadapi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.Teknologi
dapat membawa bencana tetapi juga telah terbukti bahwa bagi mereka dapat
menolong dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Seperti halnya, sains dan teknologi saling
membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak berakar ( science
without technology has no fruit, technology without science has no root ).
Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu
mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi
sains disini hanyalah mengkoordinasikan semua pengalaman manusia dan
menempatkannya kedalam suatu system yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai
pemberi persepsi mengenai suatu keteraturan dalam hidup dengan menempatkan
suatu keteraturan padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia
dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai
hasil budaya yang indah dari manusia.
3.
MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK PIKIR
Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri
yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang :
- Dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan
Mampu menciptakan alat pertanian
yang maju seperti traktor dll. Dengan alat tersebut diharapkan manusia dapat
bekerja secara efektif dan efisien.
Teknik-teknik pemuliaan dapat
meningkatkan produksi pangan seperti ayam ras, ayam boiler, sapi perah dll.
Teknologi pengolahan pascapanen
seperti pengalengan ikan, buah-buahan daging dll.
- Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Manusia
menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat dan dapat
mengurangi angka kematian.
contoh : Obat yang mengandung unsur radioaktif sangat
efektif untuk menyembuhkan penyakit TBC.
- Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat sehingga penggunaan waktu
sangat efisien.
- Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau senjata yang
canggih sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayah dengan baik.
C.
DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN.
a.
Nuklir
Efek yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan
struktur zat serta reaksi sehingga merusak sel tubuh.
b.
Polusi
Polusi dapat merusak lingkungan. Yang menyebabkan
polusi adalah kegiatan industri dalam bentuk limbah, kegiatan transportasi
berupa kepulan asap dll.
c.
Klonasi/Kloning
Tujuan klonasi adalah :
Memberi anak
pada pasangan yang tidak memiliki anak.
Mengganti
anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya
Memperoleh
orang dalam jumlah banyak untuk bekerja
d.
Efek rumah kaca
Memiliki manfaat yaitu dengan adanya efek rumah kaca,
sinar ultraviolet yang dapat membahayakan manusia tidak akan disaring lagi oleh
lapisan ozon sehingga akan diam dan bersirkulasi di bumi. Efek rumah kaca
disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang dapat mengubah suhu udara yang
ada.
Perkembangan ipteks yang demikian pesat mampu
menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh langsung pada kehidupan
masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1.
Perubahan di
bidang intelektual ; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan
tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan dan kepercayaan baru, setidaknya
mereka telah melakukan reaktualisasi.
2. Perubahan dalam organisasi social yang mengarah pada
kehidupan politik.
3. Perubahan benturan-benturan terhadap tata nilai dan
tata lingkungannya.
4. Perubahan di bidang industry dan kemampuann di medan
perang.
Keempat persoalan di atas kini secara langsung telah
menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia yang menuntut keterlibatan semua pihak,
yang pada akhirnya ikut menentukan pula kelangsungan hidup umat manusia di muka
bumi ini.
Adanya sisi positif dan negative dari iptek maka
sering dikatakan bahwa kemajuan iptek bermata dua atau bersifat dilematis. Di
satu sisi, iptek secara positif telah mendatangkan rahmat, dalam arti dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang
menyatakan bahwa iptek menjadi “tulang punggung kesejahteraan”. Namun di sisi
lain seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan dalam pemanfaatan
iptek itu juga telah membawa dampak negative atau membawa laknat dalam bentuk
munculnya masalah lingkungan seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah
longsor, dan kenaikan suhu udara global. Oleh karena itu, kita sebagai umat
manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menerapakan
dan memanfaatkan ipteks, yakni yang sesuai dengan asas-asas keserasian,
keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian, kehidupan di bumi ini akan
tetap berjalan secara seimbang dan lestari.
D.
Sinergi Seni dan Teknologi Menuju Peradaban Manusia Yang Unggul
Dalam
kehidupan sehari-hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis
sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu,
diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah. Salah satu penyebabnya,
boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang teknologi sebagai perpanjangan
tangan dari sains modern yang dianggap selalu berurusan dengan kepastian
rasional dan serba keterukuran dalam logika positivisme. Sedangkan seni atau
lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filosofis
yang justru identik dengan berbagai ketidak pastian, penafsiran personal dan
subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan pandangan khalayak
dari yang satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita
kemajuan peradaban modern secara konkrit, berdampak pada kehidupan manusia.
Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman bhatin,
intuisi, dunia praleflektif manusia dan khasanah rasawi yang tak terjamah.
Menanggapi
perkembangannya video art, Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat
teknologi video memiliki ciri unik itu sendiri. Secara sejarah, karya-karya
dalam video art menuntut kita untuk mendefinisikan kembali model persepsi
estetik secara baru karena karakter-karakter inheren medium video yang khusus
membedakan dengan seni lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video
merupakan rangkaian citra bergerak dan suara yang terikat dengan waktu berbeda
dengan lukisan. Karya-karya purwa rupa video art juga mendeskontruksi konveksi
narasi dan pola yang penting hadir dalam sinema atau film. Ketika fotografi dan
film atau sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art
justru lahir dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.
E. Peranan Sains dan Teknologi Dalam
Penentuan Bentuk Peradaban Baru
Bila kita mencoba memandang awal
kelahiran modernisme, kita akan melihat sebuah proses revolusi peradaban yang
berawal dari revolusi pemahaman manusia tentang cara pandang terhadap realitas
melalui fisika ditangan Descartes. Disaat itu Descartes membangun sebuah wacana
besar tentang metode pemahaman realitas yang bertumpu pada konsep Democritus
yang membagi realitas kedalam atem – atem penyusun realitas dan kemudian dicari
sistemnya terhadap keseluruhan. Ditangan Descartes dan para pengikutnya inilah
kemudian fisika yang menjadi geometris menjelma sebagai bentuk ideologi besar
modernisme, bahkan kemudian setelah meruntuhkan dominasi gereja bisa menjadi
satu – satunya tafsir kebenaran terhadap gejala macam realitas. Alam didalam
tafsir ala Descartes merupakan sebuah alam yang langsung jadi dan tidak
memiliki perubahan. Sistemnya tetap, begitu juga elemen pembentuk alam.
Sudarsana,
I Ketut, 2008, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Denpasar.
No comments:
Post a Comment