BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan
tidak akan pernah usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan
dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi
pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah
kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena
ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan pada
akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat
peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan
efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar
mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode
pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan
dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu ‘rana
pembelajaran’ yang paling menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran
lainnya. Ranah pembelajaran tersebut ada 3, yaitu: Rana kognitif atau rana
perubahan pengetahuan ( P ); Rana afektif atau rana perubahan sikap-perilaku (S
) ; dan Rana psikomotorik atau rana perubahan maupun peningkatan keterampilan (
K ).
Metode bersifat prosedural artinya, penerapan pembelajaran
bahasa Indonesia harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur,
bertahap yakni mulai perencanaan pembelajaran, penyajian sampai dengan
penilaian dan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian masalah diatas maka fokus
penyelesaiannya dapat dibatasi pada :
1.
Apakah yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?
2.
Apakah alasan yang mendasari penggunaan Metode
Pembelajaran?
3.
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Metode
Pembelajaran?
4.
Jenis-jenis Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang dikaji, maka makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang metode pembelajaran sehingga
dapat menjadi acuan dalam sebuah rencana pembelajaran bagi kita sebagai calon
pendidik agar dalam proses pembelajaran lebih terarah, mudah dipahami dan tepat
sasaran. Lebih dari itu makalah ini juga bertujuan agar para pendidik lebih
matang lagi dalam mempersiapkan suatu pelaksanaan pembelajaran dikelas maupun
diluar kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan
oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Dalam KBBI (2001: 740) metode yaitu cara yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Selain itu, juga didefanisikan sebagai cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Dalam pembelajaran bahasa indonesia metode diartikan sebagai
sisitem perencanaan pembelajaran bahasa indonesia secara menyeluruh untuk
memilih, mengorganisasikan, dan meyajikan materi pelajaran bahasa indonesia
secara teratur.
Metode bersifat prosedural artinya, penerapan pembelajaran
bahasa Indonesia harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur,
bertahap yakni mulai perencanaan pembelajaran, penyajian sampai dengan
penilaian dan hasil belajar.
Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang
terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam
arti tujuan pengajaran tercapai.
Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik
diantara metode-metode yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing -masing. Suatu
metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi
dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.
Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang
disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan
oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode,
penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru
memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan
contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di
sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk
berpartisipasi.
B.
Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
1)
Metode Audiolingual
Metode audiolingual sangat
mengutamakan drill (pengulangan). Metode itu muncul karena
terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam belajar bahasa target. Padahal untuk
kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat. Dalam audiolingual
yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan
pada lafal kata, dan pelatihan berkali-kali secara intensif pola-pola kalimat.
Guru dapat memaksa siswa untuk mengulang sampai tanpa kesalahan.
Langkah-langkah
yang biasanya dilakukan adalah (a) penyajian dialog atau teks pendek yang
dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang
dibaca, (b) peniruan dan penghafalan teks itu setiap kalimat secara serentak
dan siswa menghafalkannya, (c) penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan,
(d) dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan di
depan kelas, dan (e) pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang
dilatihkan
2)
Metode Komunikatif
Desain
yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap
tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan
ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini
dimaksudkansebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan,
atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk.
Demikian pula, sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan
produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut
dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang berhasil.
Contohnya menyampaikan pesan kepada
orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan itu dapat dipecah
menjadi (a) memahami pesan, (b) mengajukan pertanyaan untuk menghilangkan
keraguan, (c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi,
(d) membuat catatan, (e) menyusun catatan secara logis, dan (f) menyampaikan
pesan secara lisan. Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja,
aktivitas komunikasi dapat terbangun secara menarik, mendalam, dan membuat
siswa lebih intensif.
3)
Metode Produktif
Metode
produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara
atau menuangkan gagasannya. Dengan menggunakan metode produktif diharapkan
siswa dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam
ketrampilan berbicara dan menulis secara runtun. Semua gagasan
yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Yang
dimaksud dengan komunikatif di sini adalah adanya respon dari lawan bicara.
Bila kita berbicara lawan bicara kita adalah pendengar, bila kita menulis lawan
bicara kita adalah pembaca.
4)
Metode Langsung
Metode
langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar yang langsung
menggunakan bahasa secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode langsung
adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara
alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.
Siswa diberi
latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui
demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.
5)
Metode Partisipatori
Metode
pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh.
Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai
subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil
belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.
Dalam
metode partisipatori siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun,
bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi
belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru
berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai
moderator dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
6)
Metode Membaca
Metode membaca
bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan
dalam belajar siswa.
Berikut
langkah-langkah metode membaca:
a)
pemberian kosakata dan istilah yang
dianggap sukar dari guru ke siswa. Hal ini diberikan dengan definisi dan
contoh ke dalam kalimat
b)
Penyajian bacaan di kelas. Bacaan dibaca dengan diam
selama 10-15 menit (untuk mempercepat waktu, bacaan dapat diberikan sehari
sebelumnya)
c)
Diskusi isi bacaan dapat melalui tanya jawab
d)
Pembicaraan tata bahasa dilakukan dengan singkat.
Hal itu dilakukan jika dipandang perlu oleh guru
e)
Pembicaraan kosakata yang relevan
f)
Pemberian tugas seperti mengarang (isinya relevan dengan
bacaan) atau membuat denah, skema, diagram, ikhtisar, rangkuman, dan sebagainya
yang berkaitan dengan isi bacaan.
7)
Metode Tematik
Dalam
metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema
yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa tema
bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer,
konkret, dan konseptual.
Tema
yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan lingkungan siswa yang
terjadi saat ini. Begitu pula isi tema disajikan secara kontemporer sehingga
siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di lingkungan siswa juga
harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Tema tidak disajikan secara abstrak
tetapi diberikan secara konkret. Semua siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Konsep-konsep dasar tidak
terlepas. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan,
penggunaan, dan pemahaman.
8)
Metode Kuantum
Quantum
Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari
metode Freire dan Lozanov. QL mengutamakan pecepatan belajar dengan cara
partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan
diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri
khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang
kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan
asosiasi, serta sejauh mana guru menggubah lingkungan, presentasi, dan
rancangan pengajaran maka sejauh itulah proses belajar berlangsung. Hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan dan kerangka untuk
belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori, membaca,
menulis, dan membuat peta pikiran dengan cepat.
9)
Metode Diskusi
Diskusi adalah
proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu
masalah,menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau
membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota
kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat student
centered (berpisat pada siswa) Dikatakan pembelajaran langsung karena
guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas
siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran.
Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input pembelajaran
berasal dari siswa, mereka secara aktif aktif dan meningkatkan belajar, serta
mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.
10) Metode Kerja Kelompok Kecil (Small-Group
Work)
Mengorganisasikan
siswa dalam kelompok kecil merupakan metode yang banyak dianjurkan oleh para
pendidik. Metode ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus.
Kerja kelompok kecil merupakan metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahunan sendiri melalui bekerja secara
bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa. Yang
ingin diperolah melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau
kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya
11)
Metode Alamiah
Metode ini banyak memiliki nama,
yaitu metode murni, metode natural atau “customary method”. Metode ini
memiliki prinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuai
dengan kebiasaan belajar berbahasa yang sesungguhnya sebagaimana yang dilalui
oleh anak-anak
ketika belajar bahasa ibunya. Proses alamiah inilah yang harus dijadikan
landasan dalam setiap langkah yang harus ditempuh dalam pengajaran bahasa
kedua, seperti bahasa Indonesia.
Seperti Anda ketahui proses belajar
bahasa anak-anak dimulai dengan mendengar, kemudian berbicara, kemudian membaca
dan akhirnya menulis atau mengarang. Jadi pada awal pelajaran, gurulah yang
banyak berbicara/bercerita dalam rangka memperkenalkan bunyi-bunyi, kosa kata
dan struktur kalimat sederhana. Setelah mereka dapat menyimak dengan baik, kemudian anak-anak diajak berbicara dan
selanjutnya mulai diperkenalkan dengan membaca dan menulis.
12)
Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the
translation method) adalah metode yang lazim digunakan untuk pengajaran
bahasa asing, termasuk dalam hal ini Bahasa Indonesia yang pada umumnya
merupakan bahasa kedua setelah penggunaan bahasa ibu yakni bahasa daerah.
Prinsip utama pembelajarannya adalah bahwa penguasaan bahasa asing dapat
dicapai dengan cara latihan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu
murid atau ke dalam bahasa yang dikuasainya. Misal: latihan terjemahan dari
Bahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah atau dari Bahasa Inggris ke dalam
Bahasa Indonesia. Kelebihan metode ini dalam hal kepraktisan dalam
pelaksanaannya dan dalam hal penguasaan kosakata dan tatabahasa dari bahasa
yang baru dipelajari siswa.
13)
Metode Pembatasan Bahasa
Metode ini menekankan pada
pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa yang akan diajarkan.
Pembatasan itu dalam hal kekerapan atau penggunaan kosakata dan urutan
penyajiannya. Kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya di masyarakat
diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa. Pola-pola kalimat,
perbendaharaan kata, dan latihan lisan maupun tulisan dikontrol dengan baik
oleh guru.
C.
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia
1.
Persamaan dan perbadaan antar sistem bahasa pertama siswa
dengan bahasa kedua yang mereka pelajari.
2.
Usia siswa pada saat mereka belajar bahasa indonesia
3.
Latar belakang sosial budaya siswa
4.
Pengalaman, pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa
dalam bahasa yang dipelajarinya yang sudah mereka punyai.
5.
Pengetahuan dan keterampilan berbahasa guru dalam bahasa
yang akan dipelajarinya:
a. Guru bahasa menguasai bahan ajar
b. Guru bahasa mampu mengelola
program-program belajar mengajar bahasa indonesia
6.
Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipelajari siswa dalam
masyarakat tempat dimana mereka berada.
7.
Tujuan pembelajaran yang di inginkan
8.
Alokasi waktu yang tersedia untuk kegiatan pembelajaran
9.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
D.
Alasan Menentukan Metode
Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu, integral)
dari proses pendidikan pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaskan suatu
pokok bahasan ( tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya
mencapai sasaran tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan kerjasama guru
dan siswa dalam mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran melaui cara atau
metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan
pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memlilih dan menetapkan suatu metode
dalam kegiatan pembelajaran adalah :
1.
Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih
menjadi mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.
2.
Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan
meningkatkan motivasi atau semangat belajar.
3.
Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari
pokok bahasan sehingga pemahaman siswa makin jelas.
4.
Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan
pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru
mengajar.
5.
Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu
metode dapat digunakan secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi
dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan
tujuan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam KBBI (2001: 740) metode yaitu cara yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Selain itu, juga didefanisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam pembelajaran bahasa indonesia metode diartikan sebagai sisitem
perencanaan pembelajaran bahasa indonesia secara menyeluruh untuk memilih,
mengorganisasikan, dan meyajikan materi pelajaran bahasa indonesia secara
teratur.
Metode
bersifat prosedural artinya, penerapan pembelajaran bahasa Indonesia harus
dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur, bertahap yakni mulai
perencanaan pembelajaran, penyajian sampai dengan penilaian dan hasil belajar.
Beberapa metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu,
Metode Audiolingual, Metode Komunikatif, Metode Produktif, Metode Langsung,
Metode Partisipatori, Metode Membaca, Metode Tematik, Metode Kuantum, Metode
Diskusi, Metode Kerja Kelompok Kecil (Small-Group Work), Metode Alamiah,
Metode Terjemahan, Metode Pembatasan Bahasa.
B. Saran
Adapun saran kami adalah selayaknya guru bisa menentukan
metode sebelum pembalajaran bahasa Indonesia, karena dengan begitu guru bisa
mengevaluasi hasil dari pembelajaran tersebut. Karena metode merupakan
serangkaian proses dari awal sampai akhir pembelajaran. Karena itulah metode
dalam sebuah pembelajaran sangat penting bagi seorang guru.
DAFTAR PUSTAKA
Basiran, Mokh.
1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?.
Yogyakarta: Depdikbud
Darjowidjojo,
Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional
Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen
Satya Wacana
Degeng, I.N.S.
1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi.
Malang: IKIP dan IPTDI
Depdikbud. 1995. Pedoman
Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar
Machfudz, Imam.
2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif.
Jurnal Bahasa dan Sastra UM
Moeleong, Lexy
J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosyda Karya.
Saksomo, Dwi.
1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang
Salamun, M.
2002. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren.
Tesis.. Tidak diterbitkan
Sholhah, Anik.
2000. Pertanyaan Tutor dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Penutur Asing di UM. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Subyakto, Sri
Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdikbud
Sugiono, S.
1993. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Makalah
disajikan dalam Konferensi Bahasa Indonesia; VI. Jakarta: 28 Oktober—2 Nopember
1993
Suharyanto.
1999. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Yogyakarta: Depdikbud
No comments:
Post a Comment