BAB I
PENDAHULUAN
A
. Latar Belakang
Pendidikan adalah sadar,
dilaksanakan secara teratur dan berencana untuk menyiapkan peserta didik
melalui berbagai kegiatan baik berupa bimbingan, pengajaran maupun latihan agar
peserta didik dapat berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Adanya rancangan kurikulum merupakan
ciri utama pendidikan di sekolah. Kurkulum juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan
atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu
pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Dengan berpedoman pada kurikulum
interaksi pendidikan antar guru dan siswa berlangsung. Untuk lebih jelasnya,
dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembinaan kurikulum pendidikan
nasional.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
2. Apa saja kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan
kurikulum ?
3. Bagaimana pembinaan kurikulum pendidikan dasar ?
4. Bagaimana pembinaan kurikulum pendidikan menengah ?
5. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembinaan
dan pengembangan kurikulum ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui
kedudukan kurikulum dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui kebijaksanaan pembinaan dan
pengembangan kurikulum
3. Untuk mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan dasar
4. Untuk mengetahui pembinaan kurikulum pendidikan
menengah
5. Untuk mengetahui permasalahan pembinaan dan
pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi
antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik
menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung
dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, interaksi
pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta
didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis. Orang tua sering tidak
mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anaknya akan diarahkan. Dalam
kehidupan keluarga, interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kali
orang tua bertemu, berdialog, bergaul dan bekerjasama dengan anak-anaknya.
Karena sifat-sifatnya yang tidak formal, tidak memiliki rancangan yang konkrit
dan ada kalanya tidak disadari, maka pendidikan dalam lingkungan keluarga
disebut pendidikan informal. Pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum
formal dan tertulis.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah
lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan
secara formal dalam lembaga pendidikan. Ia telah mempelajari ilmu,
keterampilan, dan seni sebagai guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar dengan
tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dengan
rinci, dengan cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara
cermat. Di sekolah, guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan
sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal, yang bersifat
tertulis. Guru-guru melaksanakan tugas pendidik secara fomal, karena itu
pendidikan yang dilakukan di sekolah sering disebut pendidikan formal.
Dalam lingkungan masyarakat, terjadi
pula berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari yang formal yang mirip dengan
pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang
formal seperti ceramah, sarasehan dan pergaulan kerja. Interaksi pendidikan
yang berlangsung di masyarakat, yang memililki rancangan dan dilaksanakan
secara formal, sebenarnya dapat dimasukkan dalam kategori pendidikan formal.
Interaksi yang rancangan dan pelaksanaanya kurang formal dapa disebut sebagai
pendidikan kurang formal (less formal). Karena ada variasi itu, para ahli
pendidikan masyarakat menyebut istilah pendidikan luar sekolah bagi pendidikan
yang brlangsung di masyarakat.
Pendidikan formal memilki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pendidikan non formal dalam lingkungan keluaga, diantaranya:
1.
Pendidikan formal di sekolah
memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan
pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2.
Pendidikan di sekolah dapat
memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam.
3.
Karena memiliki rancangan dan
kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara
berencana, sistematis dan lebih disadari.
Adanya rancangan atau kurikulum
formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum
merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah dan bagian yang tidak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Kurikulum mempunyai kedudukan
sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk
aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz
Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or at leas anticipates) the
result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta
proses pendidikan.
B. Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Dalam upaya melaksanaan pendidikan
nasional, pemerintah bersama masyarakat telah berusaha melakukan pembinaan dalam
berbagai aspek, antara lain melalui program pembinaan dan pengembangan
kurikulum dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Pembinaan kurikulum pendidikan
nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah, Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdikbud dalam makalahnya pada Konvensi Nasional di IKIP Bandung
26-29 Juli 1988 menjelaskan beberapa kebijaksanaan, pokok pendidikan dasar dan
menengah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum.
Kebijaksanaan tersebut antara lain:
1.
Meningkatkan pembudayaan sikap hidup
dan prilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam rangka
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani.
2.
Meningkatkan mutu kemampuan,
kecerdasan, keterampilan, rasa pecaya diri serta menumbuhkan sikap dan prilaku
yang inovatif dan kreatif peserta didik dalam mewujudkan manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
3.
Meningkatkan relevansi pendidikan
dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi serta kebutuhan pembangunan.
4.
Meningkatkan efesiensi dan
efektivitas pengelolaan untuk menjamin teracapainya tujuan pendidikan.
Adapun langkah-langkah kebijaksaan
pembangunan pendidikan dasar dan menengah, kususnya dalam upaya pembinaan dan
pengembangan kurikulum, adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka
meningkatkan pembudayaan sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
ditempuh langkah-langkah:
a. Melanjutkan
usaha pendidikan Pancasila yang meliputi peningkatan p4, Pendidikan Moral
Pancasila (PMP), Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dengan upaya
penyempurnaan materi, metode penyajian dan evaluasi.
b. Peningkatan
pendidikan agama pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, antara lain melalui
pengadaan buku dan sarana penunjang lainnya dalam rangka meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Meningkatkan
pembinaan kesiswaan melaui jalur OSIS, latihan kepemimpinan siswa.
2. Dalam rangka
meningkatkan mutu kemampuan, kecerdasan, dan keterampilan peserta didik,
ditempuh langkah-langkah:
a. Pemantapan
kurikulum pada tingkat pendidikan dasar dan menengah melalui penyempurnaan
bahan/materi pelajaran untuk lebih meningkatkan relevansi pendidikan.
b. Penyempurnaan
metode atau alat untuk lebih meningkatkan minat dan peranan siswa dalam proses
belajar mengajar.
c. Meningkatkan
kualififkasi tenaga kependidikan melalui penataran.
3. Dalam rangka
meningkatkan relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi,
ditempuh langkah-langkah:
a. Memantapkan
pelaksanaan kurikulum muatan lokal bagi SD sesuai dengan keadaan daerah
lingkungan.
b. Melanjutkan
pengadaan alat dan ruang keterampilan.
c. Pendidikan
kejurusan terus di tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber
daya dan kebutuhan daerah melalui pendidikan/latihan.
4. Dalam rangka
meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan, ditempuh dengan
langkah-langkah:
a. Peningkatan
koordinasi antar satuan kerja pengelolaan pendidikan
b. Peningkatan
efesiensi dan efektivitas pengelolaan yang meliputi unsur-unsur perencanaan,
pelaksanaan program serta peningkatan sistem informasi.
C. Pembinaan Kurikulum Pendidikan Dasar
a) Kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK)
1. Tujuan
Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak
merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional, yang terdiri atas:
a) Meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yangg diperlukan anak untuk hidup di
lingkungan masyarakat.
b)
Memberikan bekal kemampuan dasar
untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar.
c)
Memberikan bekal untuk mengembangkan
diri sesuai dengan azas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Aspek-aspek yang dikembangkan di TK
mencakup kepribadian, bahasa, kecerdasan, jasmani, sosial emosional dan moral.
Aspek tersebut dikembangkan melalui bidang pengembangan, yaitu;
a)
Pendidikan moral pancasila
b)
Kemampuan berbahasa
c)
Pengetahuan
d)
Daya cipta
e)
Jasmani dan Kesehatan
Sistem penyajian belajar di TK
menggunakan prinsip belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Dengan
demikian seluruh kegiatan pengembangan anak di TK dilaksanakan melalui kegiatan
bermain dengan menggunakan metode belajar mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan anak.
Di samping dalam pelaksanaannya guru
diberi kebebasan, untuk memilih metode belajar mengajar dan sarana belajra yang
sesuai. Dengan memilih metode yang bervariasi akan membantu guru untuk mencapai
tujuan yang optimal.
b) Kurikulum Sekolah
Dasar (SD)
1. Tujuan
Tujuan pendidikan Sekolah Dasar
merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas:
a)
Mendidik siswa agar menjadi manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri.
b) Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke tinngkat yang lebih tinggi.
c)
Memberi bekal kemampuan dasar untuk
hidup di masyarakat.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar
dan penilaian.
a) Materi sudah di sederhanakan/dipilih materi
yang esensial.
b) Pendidikan diuasahakan berorientasi kepada
lingkungan.
c) Kurikulum Sekolah
Luar Biasa (SLB)
1. Tujuan
a)
Sesuai dengan tujuan Pendidikan
Nasional, maka pendidikan bagi anak cacat juga berdasarkan Pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti serta memperkuat kepribadian.
b)
Tujuan umum Sekolah Luar Biasa,
sebagaimana ditetapkan dalam kurikulum agar lulusannya:
a. Memiliki
sifat dan dasar sebagai warrga negara yang baik.
b. Sehat
jasmani dan rohaninya.
c. Memiliki
pengetahun, keterampilan dan sikap yang diperlukan.
2. Materi pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mengingat jenis kecacatan, tetap diperlukan
pemberian pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai kebutuhan sebagai
kebutuhan khusus.
Pelaksanaan kurikulum Sekolah Luar
biasa memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak didik untuk memperoleh
pendidikan yang lebih sesuai dengan bakat, minat, kemampuan menurut kelainan
dan keutuhan lingkungan serta pembangunan nasional. Waktu yang diperlukan dalam
pelaksanaan kurikulum tersebut bergantung pasa jenis kecacatan/berkelainan.
D. Pembinaan Kurikulum Pendidikan Menengah
a) Kurikulum SMP
1. Tujuan
Tujuan pendidikan SMP merupakan
bagian dari tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas:
a)
Mendidik siswa untuk menjadi manusia
pembangunan sebagai waraga Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b)
Memberikan bekal kemampuan yang
diperlukan siswa untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke lembaga pendidikan
yang lebih tinggi.
c)
Memberikan bekal kemampuan dasar
untuk memasuki kehidupan di masyarakat.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Proram pemdidikan pada kurikulum SMP
terdiri ataas:
a)
Program Pendidikan Umum, terdiri
atas bidang studi: Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Kesenian,
Pendidikan Moral Pancasila.
b)
Program Pendidikan Akademis, terdiri
atas bidang studi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Matematika.
c)
Program Pendidikan Keterampilan.
Program ini hanya satu bidang studi yaitu bidang studi pendidikan keterampilan,
yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Penilaian dilakukan secara
berkesinambungan, terus-menerus dan berencana. Penilaian meliputi proes belajar
dan hasil belajar, serta cara penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
bentuk, baik tulisan, lisan maupun perbuatan.
b) Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama
1. Tujuan
a)
Mendidik siswa agar menjadi manusia
seutuhnya berdasarkan Pancasila.
b)
Memberikan kemampuan siap kerja
kepada siswa sebagai tenaga kerja tingkat pelaksana sesuai dengan kemampuannya
untuk berperan secara aktif dalam masyarakat.
c)
Memberikan bekal kepada siswa guna
mengembangkan dirinya, baik untuk memperdalam atau mengembangkan keterampilan
kejuruannya.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Mata Pelajaran Dasar Kejuruan (MPDK)
terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang nama dan bobotnya sesuai dengan
keperluan untuk mendukung program pilihan yang bersangkutan.
Proses belajar mengajar lebih banyak
mengacu pada bagaimana siswa belajar,
memperhatikan kecepatan belajar siswa.
Penilaian dilakukan secara
berkesinambungan dan terus-menerus untuk keperluan peningkatan proses maupun
hasil belajar.
c) Kurikulum SMA
1. Tujuan
a)
Memberikan bekal kemampuan bagi
siswa yang akan terjun ke dunia kerja.
b)
Memberikan bekal kapada siswa yang
akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar
dan penilaian
a) Program Inti
Program inti dalam kurikulum SMA
mencakup mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa
dan Sastra Indonesia, Geografi, Olahraga, Seni, Matematika, Biologi, Fisika,
Kimia dan Bahasa Inggris.
b) Program Khusus
Terdiri atas 2 jenis:
1.
Program A adalah program yang
dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan ke pendidikan tinggi, antara lain: Program ilmu-ilmu fisika, Program
ilmu-ilmu biologi, Program ilmu-ilmu sosial, dan Program pengetahuan budaya.
2.
Program B adalah program yang di
maksudkan sebagai sarana untuk menampung minat dan bakat siswa untuk mendalami
berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
Proses belajar mengajar dilaksanakan
dengan lebih banyak mengacu kepada bagaiman seoarang bealajar. Kegiatan
penilaian terutama diarahkan pada upaya untuk menentukan seberapa jauh
tujuan-tujuan maupun proses belajar mengajar.
d) Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA)
1. Tujuan
a)
Memberikan bekal kemampuan siap
kerja kepada siswa, sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan persyaratan
yang dituntut oleh dunia kerja
b)
Memberikan bekal kepada siswa guna
mengembangkan dirinya untuk memperdalam keterampilan kejuruannya.
2. Materi, pendekatan proses belajar mengajar dan penilaian
Program pendidikan SMKTA yaitu
program pendidikan yang berorientasi pada pekerjaan yang berkaitan dengan:
a.
Bidang rekaya disebut Kelompok
Rekayasa
b.
Bidang usaha dan perkantoran disebut
Kelompok Usaha dan Perkantoran
c.
Bidang kesehatan dan masyarakat
disebut Kelompok Kesehatan dan Kemasyarakatan
d.
Bidang kerumahtanggaan disebut
Kelompok Kerumahtanggaan
e.
Bidang seni budaya disebut Kelompok
Budaya
E. Permasalahan Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah menghadapi 2 masalah pokok, yaitu:
1.
Permasalahan yang berkaitan dengan
kurikulum tertulis
Yang dimaksud
dengan kurikulum tertulis adalah seperangkat pengaturan, seperti: landasan
program, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar. Masalah yang dihadapi adalah:
a. Kurikulum
selalu tertinggal dari kemajuan ilmu dan tekhnologi
b. Kurikulum
sulit mengadakan antisipasi terhadap perkembangan kehidupan masyarakat yang
selalu berubah
c. Sulitnya
penyusunan kurikulum yang standar karena perbedaan tingkat mutu
pendidikan/kecerdasan antar daerah
d. Tidak mudah
memilih materi kurikulum yang tepat untuk mendukung berbagai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai kemampuan dan perkembangan jiwa anak
2.
Permasalahan yang berkaitan dengan
pelaksanaan kurikulum
a. Besarnya
sasaran pembinaan pendidikan dasar dan menengah tidak mudah mencukupi keperluan
sarana/alat pendukung untuk melaksanakan kurikulum, antara lain buku kurikulum,
buku pelajaran, alat peraga.
b. Kurangnya
jumlah dan mutu tenaga supervisi serta fasilitas pendukung
c. Sistem
penataran guru dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk melaksakan kurikulum
pendidikan nasional belum mantap
d. Belum
terciptanya kondisi yang kondusif yang memberi kemungkinan para pelaksana
pendidikan untuk melaksakan tugasnya secara kreatif, inofatif dan bertanggung
jawab.
Untuk menangani permasalahan
tersebut, maka diambil langkah-langkah kebijaksaan sebagai berikut:
1.
Kurikulum pendidikan nasional
harus menjamin terselenggaranya sistem
pendidikan yang dapat:
a. Memperkokoh
kesatuan dan persatuan bangsa
b. Mempersiapkan
warga negara untuk dapat melaksanakan hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai
warga negara
c. Mewujudkan
budaya bangsa dan memperkuat identitas nasional
d. Menumbuhkan
kemampuan nasional untuk mengembangkan ilmu dan tekhnologi
e. Meningkatkan
mutu kehidupan dan lingkungan masyarakat Indonesia
2.
Kurikulum pendidikan nasional
memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta didik.
3.
Perlu diciptakan sistem informasi
yang dapat mengkomunikasikan perkembangan pelaksanaan kurikulum pada berbagai
daerah di seluruh tanah air.
4.
Mencukupi fasilitas pendukung
pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum mempunyai kedudukan
sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk
aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz
Johnson (1967, hal. 130) kurikulum “prescribes (or at leas anticipates) the
result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta
proses pendidikan.
Langkah-langkah yang di laksanakan dalam menangani
permasalahan kurikulum:
1. Kurikulum pendidikan nasional harus menjamin terselenggaranya sistem pendidikan
Meningkatkan mutu kehidupan dan lingkungan masyarakat Indonesia
2.
Kurikulum pendidikan nasional
memperhatikan tingkat perkembangan jiwa, kecerdasan peserta didik.
3. Perlu diciptakan sistem informasi yang dapat
mengkomunikasikan perkembangan pelaksanaan kurikulum pada berbagai daerah di
seluruh tanah air.
4.
Mencukupi fasilitas pendukung
pelaksana kurikulum, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik, harus
mampu mengembangkan kurikulum dalam pendidikan dengan sebaik-baiknya. Karena
kurikulum merupakan syarat mutlak bagi sebuah pendidikan. Disamping itu,
komponen-komponen utama dalam kurikulum juga harus di perhatikan, mulai dari
tujuan, bahan ajar, metode, alat dan penilaian disusun secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1991. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV Sinar Baru.
No comments:
Post a Comment