BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seorang guru adalah pemimpin
di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan mengendalikan kelas.
Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar tidak
menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan
strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya
kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri guru masih belum
bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun
oleh kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa
memahami seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya
hal itu akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi
pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih
kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Oleh karena itu,
dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta
didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang
akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal
pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan
pelaksanaan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
strategi pembelajaran?
2. Apa saja klasifikasi strategi
pembelajaran?
3. Apa saja komponen strategi
pembelajaran?
4. Bagaimanakah penerapan
strategi pembelajaran?
5. Bagaimana cara mengembangkan
strategi pembelajaran?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian
dari strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui klasifikasi
dari strategi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui
komponen-komponen dalam strategi pembelajaran.
4. Untuk mengetahui bagaimana
penerapan strategi pembelajaran.
5. Untuk mengetahui bagaiman
cara mengembangkan strategi pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi
digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh
kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperang
dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu
tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru
kemudian ia akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu
yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun
strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari
luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat
disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di bawah ini akan diuraikan beberapa
definisi tentang strategi pembelajaran.
Merujuk dari beberapa
pendapat diatas strategi pembelajaran dapat dimaknai secara sempit dan luas.
Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat
diartikan sebagai suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian. Setelah mencermati konsep strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji
pula tentang istilah lain yang erat kaitannya dengan strategi pembelajaran dan
memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan teknik.
· Pendekatan pembelajaran
adalah suatu cara pandang dalam melihat dan memahami situasi pembelajaran.
Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa
(student centred approach).
· Metode pembelajaran adalah
cara yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan agar tujuan atau kompetensi
dasar tercapai.
· Teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik.
Dari paparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan
tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap
relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik
yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
Jadi dapat disimpulkan
strategi pembelajaran merupakaan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan
cara meningkatakan daya tarik pembelajaran melalaui bahan ajar yang disajikan,
media pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan pengalokasian pengajaran
yang diorganisasikan. Strategi itu dapat diciptakan melalui:
·
Menciptakan
lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan
menyerap informasi.
·
Meningkatkan
pemahamaan melalui gamabar poster ikon yang dapat menampilkan isi pelajaran
secara visual.
·
Menggunakan
poster afirmasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan dialog internal
siswa.
·
Menggunakan
alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur yang
dapat menghidupakan gagasan abstarak dan mengikutsertakan pelajar kinestetik.
·
Merancang
waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenagkan seperti
membuat kuis, pertanyaan lucu, humor, penejelasan tentang transisi menggunakan
berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada
setiap pelajaran.
B. Klasifikasi
Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007:177–286)
ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru:
1)
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang
sangat penting atau dominan.
2)
Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang
berarti “saya menemukan”.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran
yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
3)
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam strategi
pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama:
· Pertama, strategi
pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui
strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
· Kedua, aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa
masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
· Ketiga, pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
4)
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
5)
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim
kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen),
sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
6)
Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching
Learning
Contextual Teaching Learning
(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh
dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
ketika ia belajar.
C. Komponen Strategi
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu
sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem,
pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik, bahan
pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran,
evaluasi dan lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen
yang ada harus diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja
sama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen
tertentu saja misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
1.
Guru
Guru adalah pelaku
pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di
tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak
dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu
memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan
komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa
pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai
dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada
akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
2.
Peserta didik
Peserta didik merupakan
komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan
menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat
dimodifikasi oleh guru.
3.
Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang
dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi
pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena
tujuan pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran.
4.
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan
medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun
secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut Suharsimi (1990)
bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.
5.
Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu
dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses
pembelajaran.
6.
Metode
Metode adalah satu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan
sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.
7.
Alat
Alat yang dipergunakan dalam
pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat memiliki fungsi sebagai
pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat
verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah,
larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta,
papan tulis slide dan lain-lain.
8.
Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan di mana
bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar dapat berasal dari
masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media masa,
lingkungan, museum, dan lain-lain.
9.
Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan
komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai umpan balik
untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut
merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
10.
Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat
mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan yang
dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan
teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut
isi materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan
menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
Komponen-komponen strategi
pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya pembelajaran, untuk itu semua
komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor yang
berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: peserta didik sebagai raw input,
entering behavior peserta didik, dan instrumental input atau
sasaran.
a)
Peserta Didik Sebagai Raw
Input
Strategi
pembelajaran digunakan dalam rangka membelajarkan peserta didik. Untuk itu
dalam pembelajaran seorang guru harus memperhatikan siapa yang dihadapi.
Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki umur yang sama,
sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama. Dipandang dari
kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode atau teknik yang sama
dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di samping persamaan tersebut,
peserta masih mempunyai perbedaan-perbedaan walaupun pada umur yang relatif
sama.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menghadapi
heterogenitas peserta dalam kelas yang sama adalah seorang guru disarankan
untuk menggunakan multimetode dan multimedia. Hal ini disebabkan masing-masing
metode dan media mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan dimungkinkan
masing-masing peserta didik akan mempunyai kecenderungan tertarik pada metode
dan media tertentu.
b)
Entering Behavior Peserta Didik
Seorang
pendidik untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai terlebih
dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara material-subtansial,
struktural-fungsional, maupun secara behavior
peserta didik. Misalnya, apakah tingkat prestasi yang dicapai peserta didik itu
merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya
seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat
mereka mau masuk sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan,
tingkat dan jenis karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika
mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior peserta
didik. Entering bahavior akan
dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
·
Secara
tradisional, telah
lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan
sebelum menyajikan bahan baru.
·
Secara
inovatif, guru
tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu mengembangkan
instrumen pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pretes
sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar.
c)
Instrumental Input atau Sasaran
Instrumental
input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Yang termasuk dalam
instrumental input antara lain guru, kurikulum, bahan/sumber, metode, dan
media. Keberadaan instrumental input ini sangat mempengaruhi dalam menentukan
strategi pembelajaran. Misalnya secara teoritis, dipandang dari tujuannya maka
suatu materi harus disajikan dengan menggunakan metode laboratorium, namun
karena tidak adanya media di sekolah tersebut, maka diganti dengan metode
demonstrasi atau yang lainnya. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai
sasaran akhir kegiatan pelajaran akan mempengaruhi persepsi mereka
terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus
diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan tersebut
harus memiliki kualifikasi:
a) Pengembangan bakat secara
optimal
b) Hubungan antarmanusia
c) Efisiensi ekonomi dan
d) Tanggung jawab warga selaku
warga negara.
D. Penerapan
Strategi Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen
penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi:
1)
Komponen pertama yaitu urutan
kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan
pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru
dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup
pelajaran.
·
Sub
komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini
mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian
siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga
mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
·
Sub
komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya
adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan
yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
·
Sub
komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap
penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2)
Komponen kedua yaitu metode
pembelajaran
Metode pembelajaran adalah
cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus
dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan
tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang
lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan
metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan
materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran
adalah
a) Metode ceramah
Metode
ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan
oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini masih tetap
digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara pengajar dan
pebelajar.
b) Metode pembelajaran
terprogram
Metode
pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering
digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang
diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah
dirancang.
c) Metode
demonstrasi
Metode
demontrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.
d) Metode discovery
Metode
discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif
dan bermakna.
e) Metode simulasi
Metode
simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan
kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
f) Metode do-look-learn/ karya
wisata
Metode
ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek
lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g) Metode diskusi
Metode
diskusi yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
h) Metode praktikum
Metode
praktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
i) Metode studi mandiri
Metode
ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan
belajar.
j) Metode bermain peran
Metode
ini mengajarrkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah social.
k) Metode studi kasus
Metode
ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung
dengan data-data yang ditemukan.
3)
Komponen ketiga yaitu media
yang digunakan
Media adalah segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat
berbentuk orang/ guru, alat-alat elektronik, media cetak. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media adalah:
a) Ketepatan dengan tujuan
pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi
pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam
menggunakannya
e) Ketersediaan waktu
menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir
siswa.
4)
Komponen keempat adalah waktu
tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi
waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan
pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5)
Komponen kelima adalah
pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar
(lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi:
ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau
alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan
sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal
agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
E. Mengembangkan
Strategi Pembelajaran
1.
Langkah pengembangan strategi
pembelajaran
a. Langkah pertama mengembangkan
strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi urutan pengajaran dan mengelola
kelompok konten/materi dengan menggunakan analisis pembelajaran, mulai dari
kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara hirarkhis. Urutan pembelajaran
untuk mencapai tujuan harus tersusun logis dari kiri atau poin awal, dan proses
disebelah kanan. Tujuan mengindikasikan setiap langkah yang harus dibentuk, dan
setiap kemampuan (subordinat) menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan,
sedangkan prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari bawah keatas dan dari
kiri ke kanan.
Karena
analisis tujuan mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis
kemampuan subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam
belajar, urutan pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah
ke atas atau kekiri ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan
terlebih dahulu kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya.
Ada tiga pengecualian dalam pendekatan urutan. Pertama,
terjadi ketika dua atau lebih langkah dalam tujuan pembelajaran sama atau
memiliki kesamaan ketrampilan. Pada situasi ini tidak perlu mengajarkan ulang,
tetapi cukup menginformasikan bahwa ketrampilan yang telah dipelajari akan
digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa
peralatan atau peralatan tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan
bahwa pembelajar akan memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan
berbagai macam peralatan pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari
perkiraan, kelelahan, langkah demi langkah urutan. Jika ini terjadi, lebih baik
mengorbankan beberapa kecakapan dari urutan ideal dan menghentikannya kemudian
menggantikannya dengan minat dan motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan
dengan ukuran pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran. Anda dapat memutuskan apakah akan menyajikan
informasi setiap tujuan satu persatu dengan diselingi aktivitas, atau akan
menyajikan beberapa tujuan sebelumnya pada berbagai aktivitas. Anda harus
mempertimbangkan lima faktor berikut ketika menetapkan jumlah informasi yang
akan disajikan:
1.
Tingkat usia para pembelajar
2.
Kompleksitas materi pembelajaran
3.
Tipe belajar yang akan diadakan
4. Aktivitas
belajar yang dapat memfokuskan pada penugasan
e. Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan Desainer sering
mengarahkan pengelompokan belajar pada dua atau tiga hari kerja atau dalam
semester. Bagaimana dengan separuh hari atau sehari? sistem penyampaian alami
akan membuat perbedaan. Dengan format pembelajaran mandiri, seperti belajar
berbasis komputer atau e-learning, desainer tidak perlu khawatir terhadap
batasan waktu. Sistem penyampaian alami menerima beragam pembelajar, apakah di
bawah bimbingan instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan webcast,
memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada
formula ajaib untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan.
2.
Komponen Belajar
Gagne percaya instruksi yang "sengaja diatur mengatur
peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukungproses pembelajaran internal". Oleh karena itu, untuk
mengikat teori instruksi bersama-sama, ia merumuskan sembilan peristiwa
instruksi yang dibutuhkan untuk semua proses
belajar dan hasil belajar. Berikut daftar sembilan peristiwa instruksi yang dibutuhkan untuk semua proses
belajar dan hasil belajar:
a. Mendapatkan Perhatian
Banyak teknik dikerjakan
untuk mendapatkan perhatian pembelajar. Namun, cara terbaik untuk mendapatkan
perhatian adalah untuk menarik minat pelajar. Guru mengetahui dengan baik
kesulitan yang terlibat dalam memotivasi siswa untuk tertarik pada instruksi
mereka. John Keller telah mencoba untuk menangani hal ini dengan mengembangkan
Model ARCS motivasi. ARCS adalah singkatan dari Attention = Perhatian, Relevantion
= Relevansi, Confident = Keyakinan, Satisfaction = Kepuasan. Model ARCS adalah
metode untuk meningkatkan daya tarik motivasional bahan instruksional. Model
ini didasarkan pada penelitian yang berkaitan dengan motivasi yang menunjukkan
bahwa orang termotivasi untuk terlibat dalam suatu kegiatan jika hal itu
dirasakan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan pribadi, dan jika ada harapan
positif untuk sukses.
Menurut Keller (1988), keempat kondisi yang harus dipenuhi
agar orang tetap termotivasi:
· Perhatian, Memiliki perhatian
siswa merupakan prasyarat untuk belajar. Mendapatkan perhatian biasanya cukup
mudah, namun menjaganya bisa sulit.
· Relevansi, instruksi yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik sekarang dan masa depan.
· Keyakinan, Keyakinan dapat
mempengaruhi ketekunan seorang siswa dan
prestasi. Orang tidak percaya diri memiliki ketakutan besar kegagalan.
· Kepuasan, membuat orang
merasa baik tentang prestasi mereka. Orang akan merasa lebih percaya diri jika
mereka dibuat sadar akan tugas dan hadiah untuk sukses.
b. Menginformasikan Tujuan
Pembelajaran
Harus diberitahu tentang
jenis kinerja yang akan digunakan untuk menentukan apakah mereka telah belajar
apa yang seharusnya mereka belajar.
c. Merangsang Recall
Pembelajaran Prasyarat
Menurut
teori pemrosesan informasi kognitif, pembelajaran yang paling baru tergantung
pada koneksi dibuat untuk pembelajaran sebelumnya. Ketika pembelajaran baru
akan segera terjadi, informasi sebelumnya yang relevan harus dilakukan secara
internal dapat diakses sehingga dapat dijadikan bagian dari acara belajar.
d. Menyajikan Bahan Stimulus
Presentasi
stimulus sering menekankan fitur yang mendorong peserta didik untuk memilih apa
yang diinginkan. Dapat dilakukan dengan menggunakan huruf miring, cetak tebal,
garis bawah, atau gambar dengan panah atau lingkaran atau penyorotan. Stimulus
presentasi untuk pembelajaran konsep dan aturan memerlukan penggunaan berbagai
contoh. Misalnya, jika Anda mengajar tentang kotak Anda harus menyajikan kotak besar,
kotak kecil, bujur sangkar warna yang berbeda, bujur sangkar terbuat dari bahan
yang berbeda, dan alun-alun dalam keseharian.
e. Memberikan Bimbingan Belajar
Bimbingan
belajar biasanya mengambil bentuk komunikasi antara guru dan siswa yang
membantu membimbing pelajar untuk pencapaian tujuan. Tujuannya adalah untuk
membantu dalam proses belajar, dan untuk memindahkan siswa dari satu keadaan
pikiran yang lain. Ini tidak melibatkan mengatakan pelajar jawabannya,
melainkan melibatkan menunjukkan garis pemikiran yang mungkin akan mengarah
pada hasil yang diinginkan.
f. Eliciting Kinerja (Praktek)
Memungkinkan
pelajar untuk berkomunikasi dengan instruktur apakah mereka dapat melakukan
keterampilan mereka mencoba untuk belajar. Hal ini dilakukan dengan menyediakan
pelajar dengan latihan praktek. Biasanya, praktek awal dilakukan dengan
menggunakan contoh yang sama dengan peserta didik yang ditunjukkan
keterampilan.
g. Memberikan Saran atau Masukan
Tidak hanya
harus pembelajar diberi latihan praktek, mereka harus diberi umpan balik
tentang kinerja mereka. Umpan balik dapat berbentuk lisan, tertulis,
komputerisasi, atau diberikan dalam bentuk lain. Terlepas dari bentuk yang Anda
pilih, umpan balik harus memberitahukan peserta didik tentang tingkat kebenaran
dalam kinerja mereka sehingga mereka dapat memperbaiki upaya selanjutnya
h. Menilai Kinerja
Mendapatkan
penampilan dari peserta didik untuk menentukan apakah pembelajaran yang
diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan apakah instruksi telah
memenuhi tujuan desain, dan juga untuk belajar apakah setiap siswa telah
mencapai tujuan yang diinginkan. Perlu diingat bahwa penilaian harus sesuai
dengan tujuan yang dinyatakan untuk memberikan penilaian yang akurat.
i. Meningkatkan Retensi dan
Transfer
Ketika tes
atau kursus selesai sebagai langkah terakhir adalah mencari cara untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa keterampilan yang di ajarkan akan digunakan
dengan benar oleh peserta didik ketika mereka menggunakannya di luar konteks
belajar. Peserta didik mungkin dapat mengingat pengetahuan baru dan keterampilan
di dalam kelas.
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran
merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk
menyampaikan msteri pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari
ututann kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan
dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Ada dua hal yang patut
dicermati dari pengertian-pengertian strategi pembelajaran Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Penerapan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun
eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan teknologi
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.
B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat menambah pengetahuan baru tentang strategi pembelajaran, khususnya
tentang bagaimana cara mengembangkan suatu strategi pembelajaran.
2. Diharapkan calon pendidik
dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang cocok dan efektif untuk
diterapkan.
3. Diharapkan calon pendidik
dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi
pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor
: Ghalia Indonesia.
http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
28.11.2013 pukul 16.25 WIB
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-pembelajaran-3/
hufaizah hamid 17.17
No comments:
Post a Comment