Sunday 4 September 2016

makalah pengembangan strategi pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Seorang guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan mengendalikan kelas. Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri guru masih belum bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun oleh kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya hal itu akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2.    Apa saja klasifikasi strategi pembelajaran?
3.    Apa saja komponen strategi pembelajaran?
4.    Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran?
5.    Bagaimana cara mengembangkan strategi pembelajaran?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran.
2.    Untuk mengetahui klasifikasi dari strategi pembelajaran.
3.    Untuk mengetahui komponen-komponen dalam strategi pembelajaran.
4.    Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran.
5.    Untuk mengetahui bagaiman cara mengembangkan strategi pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kual­itasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi pembelajaran.
Merujuk dari beberapa pendapat diatas strategi pembelajaran dapat dimaknai secara sempit dan luas. Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan sebagai suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Setelah mencermati konsep strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji pula tentang istilah lain yang erat kaitannya dengan strategi pembelajaran dan memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan teknik.
·       Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang dalam melihat dan memahami situasi pembelajaran. Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centred approach).
·       Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan agar tujuan atau kompetensi dasar tercapai.
·       Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
Jadi dapat disimpulkan strategi pembelajaran merupakaan strategi pengorganisasian pembelajaran dengan cara meningkatakan daya tarik pembelajaran melalaui bahan ajar yang disajikan, media pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan pengalokasian pengajaran yang diorganisasikan. Strategi itu dapat diciptakan melalui:
·      Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi.
·      Meningkatkan pemahamaan melalui gamabar poster ikon yang dapat menampilkan isi pelajaran secara visual.
·      Menggunakan poster afirmasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan dialog internal siswa.
·      Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur yang dapat menghidupakan gagasan abstarak dan mengikutsertakan pelajar kinestetik.
·      Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenagkan seperti membuat kuis, pertanyaan lucu, humor, penejelasan tentang transisi menggunakan berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada setiap pelajaran.

B.  Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007:177–286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru:

1)   Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
2)   Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
3)   Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama:
·       Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
·       Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
·       Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
4)   Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
5)   Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
6)   Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
C.  Komponen Strategi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik, bahan pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi dan lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
1.    Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2.    Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
3.    Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4.    Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.



5.    Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran.
6.    Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.
7.    Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.
8.    Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
9.    Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
10.    Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya pembelajaran, untuk itu semua komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: peserta didik sebagai raw input, entering behavior peserta didik, dan instrumental input atau sasaran.
a)   Peserta Didik Sebagai Raw Input
Strategi pembelajaran digunakan dalam rangka membelajarkan peserta didik. Untuk itu dalam pembelajaran seorang guru harus memperhatikan siapa yang dihadapi. Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki umur yang sama, sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama. Dipandang dari kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode atau teknik yang sama dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di samping persamaan tersebut, peserta masih mempunyai perbedaan-perbedaan walaupun pada umur yang relatif sama.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menghadapi heterogenitas peserta dalam kelas yang sama adalah seorang guru disarankan untuk menggunakan multimetode dan multimedia. Hal ini disebabkan masing-masing metode dan media mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan dimungkinkan masing-masing peserta didik akan mempunyai kecenderungan tertarik pada metode dan media tertentu.
b)   Entering Behavior Peserta Didik
Seorang pendidik untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai terlebih dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior peserta didik. Misalnya, apakah tingkat prestasi yang dicapai peserta didik itu merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau masuk sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior peserta didik. Entering bahavior akan dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
·       Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
·       Secara inovatif, guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki atau mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan memenuhi syarat, mengadakan pretes sebelum mereka mulai mengikuti program belajar mengajar.
c)    Instrumental Input atau Sasaran
Instrumental input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Yang termasuk dalam instrumental input antara lain guru, kurikulum, bahan/sumber, metode, dan media. Keberadaan instrumental input ini sangat mempengaruhi dalam menentukan strategi pembelajaran. Misalnya secara teoritis, dipandang dari tujuannya maka suatu materi harus disajikan dengan menggunakan metode laboratorium, namun karena tidak adanya media di sekolah tersebut, maka diganti dengan metode demonstrasi atau yang lainnya. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan pelajaran akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan tersebut harus memiliki kualifikasi:
a)    Pengembangan bakat secara optimal
b)   Hubungan antarmanusia
c)    Efisiensi ekonomi dan
d)   Tanggung jawab warga selaku warga negara.

D.  Penerapan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
1)   Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
·       Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
·       Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
·       Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2)   Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
            Macam-macam metode pembelajaran adalah
a)    Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini masih tetap digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pebelajar.    



b)   Metode pembelajaran terprogram
Metode pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
c)    Metode demonstrasi      
Metode demontrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.     
d)   Metode discovery
Metode discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna.
e)    Metode simulasi
Metode simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.         
f)    Metode do-look-learn/ karya wisata
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g)   Metode diskusi
Metode diskusi yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.                         
h)   Metode praktikum
Metode praktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
i)     Metode studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.            
j)     Metode bermain peran
Metode ini mengajarrkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
k)   Metode studi kasus
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan.
3)   Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/ guru, alat-alat elektronik, media cetak. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah:
a)    Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b)   Dukungan terhadap isi pelajaran
c)    Kemudahan memperoleh media
d)   Keterampilan guru dalam menggunakannya
e)    Ketersediaan waktu menggunakannya
f)    Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4)   Komponen keempat adalah waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5)   Komponen kelima adalah pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.

E.  Mengembangkan Strategi Pembelajaran         
1.    Langkah pengembangan strategi pembelajaran
a.    Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi urutan pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi dengan menggunakan analisis pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara hirarkhis. Urutan pembelajaran untuk mencapai tujuan harus tersusun logis dari kiri atau poin awal, dan proses disebelah kanan. Tujuan mengindikasikan setiap langkah yang harus dibentuk, dan setiap kemampuan (subordinat) menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan, sedangkan prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari bawah keatas dan dari kiri ke kanan.
Karena analisis tujuan mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis kemampuan subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam belajar, urutan pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah ke atas atau kekiri ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan terlebih dahulu kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya.
Ada tiga pengecualian dalam pendekatan urutan. Pertama, terjadi ketika dua atau lebih langkah dalam tujuan pembelajaran sama atau memiliki kesamaan ketrampilan. Pada situasi ini tidak perlu mengajarkan ulang, tetapi cukup menginformasikan bahwa ketrampilan yang telah dipelajari akan digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa peralatan atau peralatan tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan bahwa pembelajar akan memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan berbagai macam peralatan pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi langkah urutan. Jika ini terjadi, lebih baik mengorbankan beberapa kecakapan dari urutan ideal dan menghentikannya kemudian menggantikannya dengan minat dan motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan dengan ukuran pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran.  Anda dapat memutuskan apakah akan menyajikan informasi setiap tujuan satu persatu dengan diselingi aktivitas, atau akan menyajikan beberapa tujuan sebelumnya pada berbagai aktivitas. Anda harus mempertimbangkan lima faktor berikut ketika menetapkan jumlah informasi yang akan disajikan:
1. Tingkat usia para pembelajar
2. Kompleksitas materi pembelajaran
3. Tipe belajar yang akan diadakan
4. Aktivitas belajar yang dapat memfokuskan pada penugasan
e. Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan Desainer sering mengarahkan pengelompokan belajar pada dua atau tiga hari kerja atau dalam semester. Bagaimana dengan separuh hari atau sehari? sistem penyampaian alami akan membuat perbedaan. Dengan format pembelajaran mandiri, seperti belajar berbasis komputer atau e-learning, desainer tidak perlu khawatir terhadap batasan waktu. Sistem penyampaian alami menerima beragam pembelajar, apakah di bawah bimbingan instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan webcast, memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada formula ajaib untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan.
2.    Komponen Belajar
Gagne percaya instruksi yang "sengaja diatur mengatur peristiwa    eksternal yang dirancang untuk mendukungproses pembelajaran internal". Oleh karena itu, untuk mengikat teori instruksi bersama-sama, ia merumuskan sembilan peristiwa instruksi yang dibutuhkan untuk semua            proses belajar dan hasil belajar. Berikut daftar sembilan peristiwa instruksi          yang dibutuhkan untuk semua proses belajar dan hasil belajar:
a.    Mendapatkan Perhatian
Banyak teknik dikerjakan untuk mendapatkan perhatian pembelajar. Namun, cara terbaik untuk mendapatkan perhatian adalah untuk menarik minat pelajar. Guru mengetahui dengan baik kesulitan yang terlibat dalam memotivasi siswa untuk tertarik pada instruksi mereka. John Keller telah mencoba untuk menangani hal ini dengan mengembangkan Model ARCS motivasi. ARCS adalah singkatan dari Attention = Perhatian, Relevantion = Relevansi, Confident = Keyakinan, Satisfaction = Kepuasan. Model ARCS adalah metode untuk meningkatkan daya tarik motivasional bahan instruksional. Model ini didasarkan pada penelitian yang berkaitan dengan motivasi yang menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk terlibat dalam suatu kegiatan jika hal itu dirasakan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan pribadi, dan jika ada harapan positif untuk sukses.
Menurut Keller (1988), keempat kondisi yang harus dipenuhi agar orang tetap termotivasi:
·       Perhatian, Memiliki perhatian siswa merupakan prasyarat untuk belajar. Mendapatkan perhatian biasanya cukup mudah, namun menjaganya bisa sulit.
·       Relevansi, instruksi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sekarang dan masa depan.
·       Keyakinan, Keyakinan dapat mempengaruhi ketekunan seorang siswa  dan prestasi. Orang tidak percaya diri memiliki ketakutan besar kegagalan.
·       Kepuasan, membuat orang merasa baik tentang prestasi mereka. Orang akan merasa lebih percaya diri jika mereka dibuat sadar akan tugas dan hadiah untuk sukses. 
b.    Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
Harus diberitahu tentang jenis kinerja yang akan digunakan untuk menentukan apakah mereka telah belajar apa yang seharusnya mereka belajar.
c.    Merangsang Recall Pembelajaran Prasyarat
            Menurut teori pemrosesan informasi kognitif, pembelajaran yang paling baru tergantung pada koneksi dibuat untuk pembelajaran sebelumnya. Ketika pembelajaran baru akan segera terjadi, informasi sebelumnya yang relevan harus dilakukan secara internal dapat diakses sehingga dapat dijadikan bagian dari acara belajar.
d.    Menyajikan Bahan Stimulus
            Presentasi stimulus sering menekankan fitur yang mendorong peserta didik untuk memilih apa yang diinginkan. Dapat dilakukan dengan menggunakan huruf miring, cetak tebal, garis bawah, atau gambar dengan panah atau lingkaran atau penyorotan. Stimulus presentasi untuk pembelajaran konsep dan aturan memerlukan penggunaan berbagai contoh. Misalnya, jika Anda mengajar tentang kotak Anda harus menyajikan kotak besar, kotak kecil, bujur sangkar warna yang berbeda, bujur sangkar terbuat dari bahan yang berbeda, dan alun-alun dalam keseharian.
e.    Memberikan Bimbingan Belajar
            Bimbingan belajar biasanya mengambil bentuk komunikasi antara guru dan siswa yang membantu membimbing pelajar untuk pencapaian tujuan. Tujuannya adalah untuk membantu dalam proses belajar, dan untuk memindahkan siswa dari satu keadaan pikiran yang lain. Ini tidak melibatkan mengatakan pelajar jawabannya, melainkan melibatkan menunjukkan garis pemikiran yang mungkin akan mengarah pada hasil yang diinginkan.
f.     Eliciting Kinerja (Praktek)
            Memungkinkan pelajar untuk berkomunikasi dengan instruktur apakah mereka dapat melakukan keterampilan mereka mencoba untuk belajar. Hal ini dilakukan dengan menyediakan pelajar dengan latihan praktek. Biasanya, praktek awal dilakukan dengan menggunakan contoh yang sama dengan peserta didik yang ditunjukkan keterampilan.
g.    Memberikan Saran atau Masukan
            Tidak hanya harus pembelajar diberi latihan praktek, mereka harus diberi umpan balik tentang kinerja mereka. Umpan balik dapat berbentuk lisan, tertulis, komputerisasi, atau diberikan dalam bentuk lain. Terlepas dari bentuk yang Anda pilih, umpan balik harus memberitahukan peserta didik tentang tingkat kebenaran dalam kinerja mereka sehingga mereka dapat memperbaiki upaya selanjutnya
h.    Menilai Kinerja
            Mendapatkan penampilan dari peserta didik untuk menentukan apakah pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan apakah instruksi telah memenuhi tujuan desain, dan juga untuk belajar apakah setiap siswa telah mencapai tujuan yang diinginkan. Perlu diingat bahwa penilaian harus sesuai dengan tujuan yang dinyatakan untuk memberikan penilaian yang akurat.
i.      Meningkatkan Retensi dan Transfer
            Ketika tes atau kursus selesai sebagai langkah terakhir adalah mencari cara untuk meningkatkan kemungkinan bahwa keterampilan yang di ajarkan akan digunakan dengan benar oleh peserta didik ketika mereka menggunakannya di luar konteks belajar. Peserta didik mungkin dapat mengingat pengetahuan baru dan keterampilan di dalam kelas.


BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan msteri pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari ututann kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian strategi pembelajaran Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.

B. Saran
1.    Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu strategi pembelajaran.
2.    Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang cocok dan efektif untuk diterapkan.
3.    Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor  
 : Ghalia Indonesia.
http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
28.11.2013 pukul 16.25 WIB
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-pembelajaran-3/ hufaizah hamid 17.17



No comments:

Post a Comment